"Tidak! Aku ingin kau yang menjadi kepala Operasi!" Aku berteriak membuat beberapa orang berhenti dari aktivitasnya dan menatap kearah kami, "Tingkat keberhasilan operasimu 90 persen!!" lanjutku.
Ibu memeriksa bahuku yang berdarah, "Jahitanmu lepas, cepat pergi ke ER!"
Aku melepaskan kedua tangannya dari bahuku, "Aku tidak ingin pergi kemanapun sebelum ia keluar dari ruang operasi!"
"HARRY!" Ibu berteriak karenaku, "Operasi ini memakan waktu lebih dari tiga jam, kau tahu itu! Kau akan kehabisan darah jika seperti ini!"
"Aku tidak mau pengobatan apapun!" Aku juga ikut berteriak padanya, "Aku baik-baik saja!"
"HARRY!" Ken berteriak membuat aku kini menatapnya, ia menangis, "Pergilah ke ER, aku yang akan menunggu ibuku!" Perintahnya dengan nanar.
Dokter Clark datang dan segera menggiringku untuk ke ER. Aku duduk diatas ranjang dan menerima pengobatan darinya. Tidak sadar sedari tadi aku tidka berbicara setelah mendengar Ker berteriak padaku, ia pasti kecewa denganku.
"Kenapa bisa seperti ini?" Ia melilitkan perban di dahiku.
"Ini semua salahku, aku menabrak tiang lampu sehingga jatuh mengenainya, dia ibu Kendall." Aku menjelaskan padanya saat ia menghapus darah di wajahku yang hampir mengering. Aku meringis kesakitan dalam hati ketika merasakan perih seperti ini.
"Berbaringlah!" dia memerintahkan padaku, "Aku perlu melihat keadaan bahumu,"
Aku melakukan seperti perintahnya, aku melepaskan kancing kemejaku, AWH! Berteriak dalam hati ketika berusaha meloloskan bahuku dari kemeja. Ini begitu sakit melebihi saat peluru itu menusuk ke dalam.
"Ckckck," dia berdecak, Linda datang dan membantunya menjahit luka itu kembali, "Pasienku yang seperti ini selalu berteriak karena kesakitan, kenapa kau tidak seperti mereka?"
Aku sedikit terbangun ketika melihat beberapa Polisi datang ke ER, ia melewatiku begitu saja tahu bahwa aku masih dalam pengobatan, dan mungkin memeriksa keadaan Kris.
Bukan Henry yang menangani kasus ini, kenapa justru polisi lain? Dia tidak akan mengerti dengan kondisi ini. Dokter Clark dan Linda pergi setelah menanganiku, aku menaruh tanganku yang lainnya menutup mataku mencoba untuk terbaring sebentar.
Baru beberapa menit merasa nyaman dan aku mendengar suara deheman dari seseorang, setelah menyadarkan bahuku, duduk ketika beberapa orang dari kepolisian mengitari ranjangku untuk meminta keterangan.
"Dimana Henry?" Polisi yang meminta keteranganku mengernyitkan dahinya, "Henry Cavill, dia yang bertugas atas kasus ibuku dan kasusku sebelumnya."
"Aku akan memanggilnya kesini nanti, tapi ini kasusku karena ini jelas tabrakan." Dia begitu jutek, membuatku merasa tidak nyaman dan mengintimidasiku. Aku menjelaskan semuanya dari awal. Dan ia menuduhku bahwa aku adalah tersangka dan juga Pollux.
Aku tidak mau masuk penjara, setiap pertanyaan yang ia ajukan begitu mengancamku, menuntutku seolah-olah aku adalah tersangka tunggal dari kasus ini. Bahkan ia menyuruhku untuk memanggil pengacara. Hell.
"Aku tidak membutuhkan pengacara, aku ingin Henry yang menangani kasus ini!" Aku begitu emosi dengannya.
"Hey, nak! Kau jelas yang bersalah karena kau korban yang menyelakai korban lain!" dia menodongkan pulpen ke arahku, "Kau akan mendapat pasal dan persidangan, aku tidak peduli jika kau tidak mau memanggil pengacara!"
Dokter Clark mendekati kami, "Sudahlah, kau bisa meminta keterangannya lagi nanti. Dia pasienku, dan aku yang bertanggung jawab penuh atasnya! Dia butuh istirahat saat ini, jadi pergilah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE
FanfictionRank #451 in action pada 090117 Rank #67 in action pada 110117 Rank #62 in action pada 250117 Rank #346 in medical pada 110120 Rank #45 in action pada 160217 Highest Rank #9 in hendall pada 120120 Sebuah Fanfiction jenis AU yang menceritakan tentang...