Twenti Tri

221 27 22
                                    




"Harry, kumohon..."Aku memohon.

"Mohon apa, sayang?"

"Bercintalah denganku."

"Aku sedang memikirkan untuk itu," bisiknya, dengan lembut menghembuskan napas padaku.

"Tidak. Aku ingin kau dalam diriku. "

"Apakah kau yakin?"

"Kumohon." Dia tidak mau menghentikan siksaan yang nikmatnya. Aku mengerang keras.

Harry bergerak ke telingaku, mengigitnya kecil, "Aku tidak memilikinya, Ken."

Aku membuka mataku perlahan, "Apa?"

"Kau tahu maksudku, kondom."

"Shit, Harry. Aku tidak peduli!" Dia menciumku lagi dan dia tidak berhenti. Tidak. . . Berhenti. Aku menginginkan kamu.

"Harry, kumohon."

"Mohon apa?" Gumamnya di antara payudaraku.

"Aku ingin kau dalam diriku."

"Apakah kau memohon sekarang?"

"Kumohon." Menatapku.

Dia mengelus pipiku, menggenggam daguku dan menciumku dengan kuat. Ciumannya membuatku kehilangan nafas. Mengelap bibirku dengan ibu jarinya.

Harry mendekatkan wajahnya ke telingaku dan membisikkanku sesuatu, "Maaf, Ken."

"Untuk apa?"

"Aku tidak bisa melakukannya dan karena aku melakukannya padamu sejauh ini."

Batinku tersedih mendengar ini, "Kenapa?"

"Aku mabuk, dan kau juga. Kita harus bekerja besok pagi. Dan aku tidak memiliki kondom, aku tidak mau kau hamil karenaku, aku belum siap menjadi ayah, ada banyak yang ingin kuurusi sebelum itu." Ia bernafas dan itu membuatku kegeliaan, aku mengerti itu.

"Selain itu?" Apa tidak ada?

"Aku masih menghormatimu, jika aku memilikinya lain waktu kau harus bersiap denganku."

"Aku mengerti."

Harry masih di atasku, ia mengancingi kemejanya dari yang bawah ke yang atas dengan perlahan. Aku hampir gila kontrol, entah karena Harry atau alkohol. Aku semakin terpesona dengannya. Mengetahui ada pria di dunia ini yang menghentikan kegiatan itu hanya karena ia menghormatiku.

Harry turun dari kasur dan menyibakkan selimut menutupi tubuhku sampai ke dada, hm, begitu nyaman. Ia duduk di kasur dan menatapku, menyelipkan rambutku ketelinga, "Aku akan melakukannya lain kali sampai kau memintaku untuk berhenti, Ken."

"Aku akan mengingatnya, Harry."

"Kau tidak mau berganti baju? Kau bisa kedinginan."

"Dan aku akan memanggilmu jika itu terjadi."

"Baiklah, tidur, Ken!" dia membelai pipiku dan memberikan ciuman singkat di keningku. Mematikan lampu kamar dan pergi menjauh dari bayang-bayangku.

Oh, perutku mulai mual karena alkohol.

HARRY POV.

Ethan datang ke apartemen sekitar jam enam kurang pagi, untung dia mengertiku, aku menyuruhnya pergi dari sini dan bermalam di tempat lain atau pulang ke rumahnya sementara karena Ken disini, aku tidak mau ia mengganggu momen kami.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang