Feurti Tu

116 18 12
                                    



"Aku harus mengakhiri ini. Ia hanya akan terus melukai kita semua jika salah satu dari kami tidak ada yang mati atau masuk penjara..."

"Aku tahu ini bukan saat yang tepat untuk menjelaskannya," Ia melepas tangannya dari punggungku, melepas pelukannya yang hangat, "Kenapa kau berbohong padaku saat itu? Pollux mencoba menabrakmu bukan? Kau korban saat itu dan ibuku juga korban dari korban, kau tidak sengaja melakukannya, kau bahkan menyelamatkan ibuku dan aku belum sempat berterima kasih padamu."

"Aku begitu takut kau akan membenciku, Ken. Aku tahu bahwa tiang listrik itu akan jatuh mengenainya tapi bahuku sangat sakit terkena benturan dari stir mobil. Aku sempat terjebak di dalam mobil." Menjelaskan yang sejujurnya pada Ken.

"Karena itu jahitanmu rusak?" aku menggelengkan kepala sedikit ragu.

"Mungkin, tapi aku begitu merasakan sakitnya ketika aku berusaha memindahkan tiang dari ibumu..." aku hampir tidak bisa merasakan bahuku saat itu. Aku harus mulai memperhatikan bahuku, jika terjadi hal itu lagi mungkin aku tidak akan bisa menjadi dokter lagi karena cacat.

Aku segera menutup pintu setelah Ken keluar dari ruang inap Ibu. Keesokan harinya aku mendapatkan nomor telepon Pollux dari salah satu teman hacker kenalanku, jika aku meminta tolong Ethan, Tobi ataupun Henry ia akan melarangku untuk melakukan ini.

Aku segera menghubungi Pollux.

"Kau dimana sekarang?"

"Aku? Kau menanyakan lokasi dimana seorang buronan berada pada seorang buronan?"

"Ayo kita akhiri ini." Pollux diam di seberang sana, "Aku akan melawanmu dan kau juga sebaliknya."

"Uh, aku cukup tertarik dengan tawaranmu. Tapi aku sendirian sekarang sementara kau memiliki pihak kepolisian, mantan CIA dan teman Hackermu, aku tentu saja bisa kalah dengan mudah."

"Hanya kau dan aku, ayo kita akhiri ini." Aku menutup kedua mataku untuk meyakinkan keputusanku, "Kau dan aku tahu, ini tidak akan berakhir jika salah satu dari kita mati atau membusuk di penjara."

"Kau yakin bahwa orang-orang itu tidak membantumu?"

"Aku tidak mengatakan ini pada mereka."

"Baiklah, tanpa senjata. Bukankah itu mengingatkanmu dengan masa lalu kita?"

"Kirimi aku alamatmu."

"Kapalku akan berangkat dalam tiga jam, aku akan memberikanmu waktu setengah jam."

Bajingan gila itu segera menutup panggilanku, aku mendapat pesan lokasinya berada beberapa detik setelahnya. Rupanya Pollux ingin melarikan diri, lokasinya tak jauh dari perkiraanku. Di pelabuhan terbengkalai di Boston.

Pelabuhan yang sudah tidak di gunakan lagi karena kasus pembunuhan disana. Aku segera keluar dari ruang tangga darurat, bertemu dengan Stella dan mengatakan bahwa ibuku baru saja sadar. Aku beranjak berlari kesana, tidak masuk ke dalam. Ada banyak Dokter dan perawat di ruang ibu, termasuk kepala RS yaitu Mr. Kavanagh.

Aku tidak bisa menunggu, tidak bisa masuk ke dalam karena jika aku terlambat Pollux benar-benar akan pergi meninggalkan tanah ini. Ken berlari dan ia melambat ketika bertemu denganku di depan pintu ruangan tempat ibu di rawat.

"Kau tidak masuk ke dalam?" Ken bertanya.

Aku menggelengkan kepalanya, "Masih banyak koleganya di dalam, aku harus pergi sebentar mengurus sesuatu." Ken mengangguk mengerti, "Jika sesuatu terjadi, bisa kau mengurus ibuku? Sekedar memastikan bahwa ia baik-baik saja saat aku pergi?"

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang