Feurti

134 22 6
                                    

Alonso mengambil cuti selama beberapa hari sebelumnya karena ia merasa terguncang dengan rekaman yang Harry berikan saat itu. Ia sadar bahwa ialah yang harus disalahkan, Des yang akan kecewa dengannya, bukan Harry.

Sebelumnya Alonso menghubungi Tobi untuk meminta bantuannya lagi, orang kepercayaan keluarga Styles. Beruntung bahwa Tobias setuju untuk bekerja lagi dengannya. Alonso sudah cukup tua dan wajar saja jika ia harus mati. Tapi tidak dengan Harry, dia masih muda dan masa depannya masih sangat panjang. Alonso akan melakukan segala hal untuk melindungi putra satu-satunya itu.

Alonso mengeluarkan Hpnya saat ia merasakan getaran di tas tangan yang ia bawa. Ia segera mengangkatnya tanpa melihat lebih dulu siapa yang menghubunginya.

"Hallo?" Sapa Alonso sambil merapihkan syal yang ia gunakan.

"Kau pasti masih mengingat dengan suaraku bukan?"Alonso begitu terkejut. Ia mengingat pemilik suara ini.

Pollux.

Orang yang berusaha menjatuhkan Harry dan orang-orang di sekelilingnya.

"Berhentilah dengan semua ini, berapa uang yang kau butuhkan untuk berhenti menyakiti putraku?" Alonso berdiri dari tanah. Ia tidak ada takutnya menghadapi buronan nomor satu itu.

"Aku cukup tertarik dengan penawaranmu mengingat bahwa kau adalah dokter bedah terbaik di US, tentunya kau memiliki banyak harta." Pollux berhenti sebentar dan menimang-nimang penawaran dari Alonso, "Tapi bukan itu yang aku inginkan, anakmu! Putramu yang aku inginkan, ia yang membuatku masuk penjara dan begitu ahli dalam membuatku menjadi buronan."

"Kau tidak akan bisa menyentuhnya, aku tidak akan membiarkanmu." Alonso memantapkan dirinya berjalan meninggalkan makam suaminya, "Aku sudah memberikanmu penawaran yang bagus, apa itu tidak cukup?"

"Kau tidak tahu betapa buruknya Harry saat ia bergabung dengan kelompokku. Berjudi, merampok, narkoba, minuman keras dan wanita." Alonso menjadi kesal, ia tahu bahwa Pollux hanya mencoba untuk memanas manasinya saja.

"Itu masalalunya, ia sudah berubah sekarang."

"Tentu saja, datanglah ketempatku jika kau sempat," Pollux tertawa dengan senang.

"Kenapa aku harus mengunjungi brengsek sepertimu?"

"Putra kesayangan yang kau banggakan berada di sampingku sekarang!"

APA?

Persetan.

Alonso jatuh ke tanah karena kakinya begitu lemas tidak mampu menopang tubuhnya lagi. Tubuhnya bergetar, inilah hal yang begitu ia takutkan bahwa Harry akan jatuh ke tangan Bajingan gila brengsek itu.

Alonso menutup mulutnya begitu terkejut, ia sungguh tidak percaya, dunianya hancur saat itu juga. Ia merasakan bahwa dirinya berada dalam kiamat sendirian. Detak jantung wanita yang sudah menginjak umur tua itu menjadi tidak beraturan.

"Aku— aku tidak percaya, dengan, semua kata-kata busuk, yang keluar dari mulutmu." Ia gelagapan menjawab telepon dari Pollux.

"Ha, itu terserah padamu. Aku ingin membiarkan kau mendengar suara putramu, tapi sepertinya ia lebih suka tidur karena aku baru saja memukulnya dengan balok kayu."

"JANGAN MENYENTUHNYA!" Alonso berteriak sejadi-jadinya, "APA YANG KAU INGINKAN? KATAKAN PADAKU! JANGAN SAKITI ANAKKU!"

"Kau lihat sedan di depan pintu gerbang pemakaman tempatmu berada bukan?" Dengan hati-hati Alonso mengangkat kepalanya dan memang benar ada sebuah sedan hitam terparkir disana dengan penjaga di luar dan satu di dalam, "Masuklah kedalam. Mereka tidak akan menyakitimu, orang suruhanku akan membawamu pada putramu. Jangan berusaha membodohiku dengan memanggil polisi atau siapapun."

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang