Twenti Eit

215 28 27
                                    


 "Hentikan, Harry! Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya!"

"Lalu kenapa kau menyuruhku berhenti?" Sedikit menggodanya.

Ken memilih duduk di ranjangku dan aku sedikit menggeser tubuhku,"Lihat kondisimu sekarang, Harry. Dan aku tidak mau melakukannya di RS, apalagi jika sedang magang."

Aku mengerucutkan bibirku dan tanganku bergerak mengambil lengannya, melihat kondisi sikunya yang masih berbalut perban, "Aku sempat khawatir dengamu sebelum aku pingsan disana, mana lagi bagian tubuhmu yang terluka selain disini dan di keningmu?"

"Tidak ada. Operasimu berjalan dengan lancar."

"Ya, tapi sedikit sulit menggerakan lengan kiriku, rasanya masih sakit." Aku sedikit meringis, karena itu memang benar apa adanya.

"Kenapa kau tidak menyewa pengawal?"

Aku menggelengkan kepalaku, "Tidak, aku bukan CEO yang bergelimang harta, aku juga bukan Pejabat politik yang memiliki kekuasaan tinggi. Ethan sudah cukup bagiku. Dia jago dalam IT, meretas, dan ia baik dalam senjata."

Ken menyentuh pipi serta rahangku, mengelusnya dengan lembut membuatku menutup kedua mataku meresapinya, "Aku khawatir padamu..."

"Kau khawatir tapi kau baru datang setelah lebih dari dua jam aku sadar, apa Stella tidak menyampaikannya padamu?" Aku sedikit marah padanya.

Ia mendekatkan wajahnya dan memberi kecupan di pipi kananku, "Itu cukup untuk maaf, bukan? Aku harus mengurusi banyak pasien tadi, ada kecelakaan bis, bersyukur hanya tujuh orang yang terluka."

Aku menggelengkan kepalaku, "Tidak. Kau harus melakukannya disini." Aku menunjuk pada bibirku,

"Aku tidak yakin aku akan bisa..."

"Setidaknya kau harus mencobanya."

Bibir cantiknya terasa lembut dan manis seperti sebelumnya, Aku hampir tersesat dalam momen ini dan melupakan dimana sekarang aku berada.

Aku menyudahi ciumannya dan mengusap bibir bawahnya dengan ibu jariku, "Oke, Hentikan, Sayang. namun kau harus sadar sudah jam berapa ini? Jam istirahatmu hampir habis dan aku tidak ingin kau kelaparan nanti karenaku."

Ia berdiri dan merapihkan rambutnya, "Oke, aku akan mengunjungimu lagi nanti, sampai jumpa."

KENDALL POV.

Aku keluar dari ruang inap Harry. Menuruni tangga dan menemukan Perawat Elsa menghampiriku.

"Seseorang mencarimu di Lobby, cepatlah. Aku akan menjaga UGD untukmu." Ucapnya. Aku mengucapkan terima kasih padanya kemudian berjalan ke Lobby. Siapa yang ingin mengunjungiku? Ibu? Tapi tidak mungkin, ia tidak begitu peduli lagi padaku.

Aku berhenti melangkah saat menatap punggung seorang Pria dengan jas hitamnya , ia menggunakan topi untuk menutupi rambutnya yang mulai berubah warna. Aku meneguk ludahku dan menyadari siapa orang itu. Dengan perlahan, aku memutar kakiku untuk kabur, hanya saja ia lebih dulu menyadari keberadaanku.

"Oh, Kennyku tersayang!" Ia berteriak membuat beberapa perawat terganggu dan mulai berbisik membicarakanku.

Aku berjalan mendekatinya dan segera menarik tangannya membawa Pria itu keluar dari sini. Berhenti di dekat daerah parkiran, "Apa yang kau lakukan disini?"

"Kau bodoh? Tentu saja aku datang untuk menagih hutangmu sayang? Aku sangat membutuhkan uang saat ini. Ada klub yang baru di buka dekat Boston, dan mereka juga memiliki poker, aku ingin bertaruh hanya saja hartaku masih di kamu bukan?"

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang