Twenti tu

135 22 28
                                    

HOLAAA!! I'm screaming when i read in ending of this part. kkkk~ 

Happy reading kalian.


Sial.

Dia benar benar brengsek.

Aku turun ke bawah. Berhenti di tangga dan melihat lampu kamar Harry masih menyala dari jendela yang tertutup gorden, apa yang sedang ia kerjakan sampai larut malam seperti ini?

Aku menuju ke dapur dan mengecek kulkas, menemukan beberapa alkohol yang biasa aku hidangkan untuk pelangganku. Aku mengambil sebotol dan mencari gelas namun aku tidak menemukannya justru menemukan pembuka tutup botol.

Duduk di kursi bar dan meneguk beberapa tegukan langsung tanpa gelas, auhhh... alkohol ini benar-benar kuat. Namun tenggorokanku terasa cukup segar, berapa sisa hutang yang harus aku bayar padanya?

Aku harus segera melunasi bagaimanapun caranya agar ia tidak menambahkan bunga lagi.

Aku meneguk lagi dan menaruh botolnya sedikit keras, aku cukup kuat dengan alkohol namun kali ini aku sudah mulai mabuk namun aku masih bisa mengontrol tubuhku. Harry bilang ia tinggal dengan sahabatnya, apa ia sudah di kamarnya?

Aku mendengar suara pintu tertutup dan menangkap Harry keluar dari kamarnya di mataku. "Oh, Harry fuckin' alonso fuckin' style!" aku segera menutup bibirku dengan jari tanganku. Ups, apa yang baru saja aku katakan?

Ia menuruni tangga namun terlihat menawan walaupun ia belum tidur dan sepertinya kelelahan saat ini. Berjalan menghampiriku dan menarik botol minuman beralkohol itu dari tanganku, ia mendapati aku hampir menghabiskan se botol Vodka miliknya.

"Kenapa kau minum sebanyak ini? Kau dalam masalah?" samar-samar aku mendengar ia sedikit berteriak padaku.

"Semua orang memiliki masalah, Harry. Berikan!" aku menjulurkan tanganku berharap ia memberikan botol Vodka miliknya.

Harry berjalan ke kulkas untuk mengambil botol Bir di bagian bawah pintu, ia berjalan ke arah lain dan membuka kitchen set yang berada di atas pemanas nasi untuk mengambil dua gelas. Ah, jadi disana ia menyembunyikan gelasnya.

Harry duduk di sampingku namun ia berada di depanku, membuka botol dan menuangkan bir ke gelas kami penuh. "Kenapa tidak menggunakan gelas?"

"Aku... ttidakhh... bissa menemukan gelasnya."

Ia memberikan salah satu gelas padaku dan Cheers, aku meneguk sekali lagi dan menghabiskannya dalam sekali teguk.

Harry mengisi gelasnya penuh dan menuangkan setengah gelas padaku, ia meminumnya one shoot di saat aku masih memegang dan memandangi gelasku, ia mengisi gelasnya lagi dan minum lagi sampai lima, atau mungkin enam gelas penuh.

Kenapa jadi dia yang ingin mabuk?

Kami berbincang bincang ringan mengenai masalah pasien sekitar sepuluh atau lima belas menit. Ia memandangiku dan aku juga memandanginya, Harry mengalihkan pandangannya dengan mengambil botol Bir yang lain dan mengisi gelas kami penuh, kami bersulang.

Dan UH, SHIT!

Aku menumpahkan minuman pada pakaianku sendiri, Harry segera menjauh dan menaruh gelasnya, ia mengambil pak tisu di meja ruang tamu, duduk, ia mengambil beberapa helai, tangannya mendekati, dan mengusapkan tisu pada kemejanya yang aku kenakan.

Tangannya berhenti ketika ia menyentuh dadaku, dengan tisu tidak sengaja, "Oh, shit! Kau membuatku gila, Ken!" aku menatap ke bawah dan dadaku cukup terekspos karena minuman membuatnya menjadi transparan. ia sedikit berteriak dan memekakan telingaku.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang