Terti:n

198 25 1
                                    



Aku memberhenti Hyundaiku dan memakirkannya di depan Starbucks, membuka pintu dan masuk ke dalam toko kopi dekat dengan Bar seperti yang Dominic katakan, aku mengantri di barisan dekat kaca karena antriannya tidak panjang. Hm, Caramel Macchiato terdengar bagus, aku mengeluarkan dompetkku dari sakuku.

Brukk.

Seorang Pria yang kira kira lebih tinggi lima senti dariku menabrak sehingga aku menjatuhkan dompetku. Pria itu segera menaruh pesanannya asal di meja dekat kami dan berlutut mengambilkan dompet milikku, "Aku sungguh tidak sengaja, maafkan aku, aku terlalu fokus pada siluet yang di buat Barista ini...'

"Oh, Dude! Tidak masalah, silahkan nikmati kopimu..." Ucapku ramah sambil menerima dompetku yang di berikannya.

"Barb, cepat gantikan aku sebentar!" Teriak seseorang yang entah dari mana. 'Barb' dia pasti orang yang aku cari selama ini, Pria yang menabrakku sudah pergi. Aku melihat penjaga kasir di barisan lain di gantikan dengan seorang gadis yang aku yakini dia adalah Barbara.

"Apa yang ingin kau pesan?" Tanya seorang penjaga kasir di depanku, aku memastikan dia bukanlah Barbara karena nametagnya bertuliskan Laura.

"Maaf, aku pesan di barisan lain saja." Jawabku sambil tersenyum. Aku berjalan dan kembali mengantri, ada enam orang di depanku sehingga menghalangiku untuk memastikan apakah dia benar-benar Barbara atau bukan.

Aku menunggu selama beberapa menit, hingga tinggal seorang gadis yang kira kira sekolah menengah memesan kopi untuknya, aku bergeser sedikit dan kini gadis di depanku menggunakan nametag bertuliskan Barbara Palvin. Dia orang yang selama ini aku cari, aku sangat yakin walau aku belum pernah bertemu dengannya, Paman Leonard yang sering mengunjungiku saat itu juga bermarga Palvin. Leonard Palvin.

"Maaf, apa yang ingin anda pesan?" Pertanyaan yang di lontarkannya membuyarkanku dari pikiranku tentangnya.

"Caramel Macchiato, jangan terlalu manis kumohon." Ucapku memberikan uang pas padanya, ia menekan layar monitor di depannya setelah itu.

"Barbara, tolong antarkan pesanan ini, aku akan mengambil posisiku kembali!" Suara yang terdengar sama kembali terdengar, Barbara menghilang dari pandanganku dan di gantikan dengan Pria bertubuh besar, aku lebih baik duduk mencari tempatku.

Aku duduk di salah satu kursi dekat dengan kaca, sehingga aku bisa mengamati lalu lintas disini, bagaimana cara aku mendapatkan informasi dari Barbara, aku terus berpikir sambil memainkan jariku. Barbara mengantarkan pesanan dari meja ke meja. Oh! Aku teringat dengan Pria yang menabrakku tadi, saat ia mengantarkan pesananku aku harus menabraknya sehingga ia menjatuhkan Caramel Macchiato milikku. Ya, itu terdengar bagus.

Aku meliriknya dan mendapati seorang teman memberikan nampan berisikan Macchiato milikku, ini saatnya aku beraksi. Dia terlihat mencariku, jangan gagal, semoga rencanaku tidak gagal.

Satu,

Dua,

Tiga...

Aku berdiri dan,

Brukk.

"Astaga! Maafkan aku!" Barbara berteriak walaupun tidak kencang, ia menaruh nampan asal sementara aku memegangi bajuku yang basah. Ha! Ini sesuai dengan rencana...

"Barbara, apa yang telah kau lakukan?" Pria bertubuh besar itu berteriak lagi.

"Aku bisa mengatasinya, Gil!" Jawab Barbara, "Aku sungguh tidak sengaja, aku akan mengganti pesanan lagi." Barbara merogoh sesuatu di kantung celemek yang ia gunakan, "Kau bisa menggunakannya..." Jawabnya. Aku menerima sapu tangan pemberian darinya, membuka lipatannya dan, oh...

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang