"Perhatikan mobil di depanmu, Sayang." Aku menunjuk pada mobil sepuluh sampai lima belas meter di depan mobilku, "Turunkan kecepatannya."
"Oke, aku mengerti." Aku dapat melihatnya menekan rem di kakinya, ia melakukannya namun kenapa mobilku tidak berhenti, Ken menginjaknya lagi, "Harry, remnya tidak berfungsi. Aku bisa menabrak!"
Aku menggunakannya pagi ini untuk ke MGH dan mobilku baik-baik saja, apa yang terjadi?
"Kau yakin?" aku duduk menegang menatapnya, ia menginjaknya lagi, "Ken di depanmu ada mobil dan aku tidak ingin tabrakan. Banting stirnya ke kanan!" perintahku dengan tegas.
"APA?"
"Cepat lakukan!" ia melakukannya, apa yang ku suruh.
"Harry, ada masalah dengan gasnya, aku semakin cepat dan tidak bisa menurunkan kecepatan!" Nafasnya memburu begitu juga denganku. Jantungku hampir copot seketika terkejut menyadari smartphone milik Ken berbunyi tiba tiba dan aku menatap sebuah nomor tidak di kenal menghubunginya, "Harry, jangan khawatir dengan ini, aku akan berusaha mengatasinya. Angkat Hpku, kupikir Jeff yang menghubungiku, aku lupa izin padanya hari ini."
Aku mengambilnya dan segera menggeser tombol hijau ke kanan, menyalakan loudspeaker sehingga Ken bisa mendengarnya.
"Hallo, sayangku!" suara ini.
"POLLUX!"
"Oh, Harry! Kau tidak pernah menghubungiku sama sekali setelah membiarkanku membusuk di penjara. Bagaimana kabar gadis tersayangku disampingmu?" aku menelan lidahku, dia yang melakukan ini. Begitu bejat. Tapi, eh? Apa katanya barusan? Gadis tersayangnya? Cih, dia milikku. Dan dia tidak pantas menjadi gadismu.
"DARI MANA KAU MENDAPATKAN NOMOR TELEPONNYA?" aku berteriak dan Ken sedikit ketakutan namun tetap berfokus pada jalan di depannya. Aku meneguk salivaku karena gugup. Dia pasti melakukan sesuatu pada mobilku. Sial. Sial.
"Hahaha," Tertawanya membuatku mau muntah mendengarnya, "Sulit bagiku membunuhmu dengan tanganku sendiri, Harry. Aku juga tidak bisa mendekati gadis kecilku dan ibumu, jadi aku memutuskan untuk menyabotase mobilmu." Cih, keterlaluan sekali. Kau memang pantas untuk membusuk di penjara. Itu sudah seharusnya menjadi tempatmu.
"Kenapa kau melakukan ini? Kau tidak perlu melibatkan Ken dalam hal ini, Pollux." Aku mengepal tanganku dan mengumpulkan kekesalan yang memuncak di kepalaku. Jika dia melakukan hal berbahaya dan membahayakan Ken, lihat saja apa yang aku lakukan padamu lagi. Jangan lupa siapa orang yang menyebabkanmu di penjara! Aku akan melakukan segala cara untuk itu.
"Siapa suruh dia masuk ke dalam mobilmu? Kupikir kecelakaan akan menyamarkanku sehingga kepala penyelidik Henry yang telah kau kelabui itu tidak memiliki hak untuk menangkapku." Dia tertawa dan membuatku semakin muak dengannya. Aku hampir kehilangan keseimbanganku saat Ken membanting stir berbelok ke kiri. Wah, tiba-tiba sekali.
"Kau brengsek, Pollux. Kau tidak akan bisa membunuhku sebelum aku memasukanmu ke penjara lagi. Aku memiliki apa yang tidak kau miliki, Pollux. Uang, kebebasan dan kekuasaan!" Pollux mematikan sambungan telepon, kupikir aku membuatnya marah. Tapi itu memang benar, aku punya cukup uang, kebebasan untuk pergi kemanapun dan kapanpun serta kekuasaan.
DUARR.
Aku sangat terkejut dan Ken ketakutan ketika sebuah peluru mengenai spion kiriku membuat pecahan kacanya hampir masuk ke dalam menembus jendelaku jika saja aku lupa menutupnya. "Harry, aku ketakutan, tolong aku!" Tubuhnya gemetar dan aku bisa lihat itu dari tangannya yang masih memegang stir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE
FanfictionRank #451 in action pada 090117 Rank #67 in action pada 110117 Rank #62 in action pada 250117 Rank #346 in medical pada 110120 Rank #45 in action pada 160217 Highest Rank #9 in hendall pada 120120 Sebuah Fanfiction jenis AU yang menceritakan tentang...