Thirti Feur

154 25 18
                                    

Mengetuk pintu dan segera duduk di kursi depannya, "Bagaimana kondisi gadismu?"

"Dia baik, lukanya tidak parah. Aku menyuruhnya libur hari ini, selasa dan rabu kupikir cukup untuk istirahat." Aku merapihkan posisi dudukku, "Ada apa?"

"Bukankah sudah ibu katakan untuk menjauhi gadis itu?" Cih, aku menunduk sedikit dan sudut bibirku terangkat tersenyum miring.

"Kau tidak memiliki hak untuk melarangku dekat atau menjauhi orang disekitarku."

Wanita itu menggenggam erat mug di tangannya, hampir memecahkannya jika ia bisa, "Aku ibumu, Harry!"

Aku mengeluarkan sapu tangan itu dan melempar kearahnya, "Kau bahkan berbohong padaku. Aku bertemu dengan pemilik sapu tangan itu, biarkan aku bertanya jadi aku bisa memberitahumu." Matanya masih tajam namun alisnya satu terangkat, "Apa maksud Ayah tentang membunuh? Siapa orang yang kau pikir bahwa Ayah adalah orang yang membunuhnya, hah?"

Wanita itu melepaskan tangannya dari mug, "Kau tidak perlu tahu, itu masa lalu kami."

"Kau mungkin penasaran tentang apa yang di katakan Ayah sebelum ia meninggalkan? Alasan kenapa kalian bertengkar, dan ayah pergi malam setelah kalian bertengkar."

"Dia Paman Leonard yang kau kenal, Harry! Suami Miranda, teman kuliah kami!" Paman Leonard? Itu berarti Ayah Barbara, kenapa wanita itu menuduh Ayah yang membunuh paman Leonard, "Ayahmu berusaha membunuhnya, aku melihatnya."

"Ayah bukan orang yang seperti itu!"

"Aku melihatnya dengan mataku sendiri, Harry!" ia berteriak, "Dia melepas alat bantu pernafasan Leonard! Ayahmu, brengsek itu bahkan berselingkuh dengan istri dari temannya dan berusaha membunuhnya. Kau tidak tahu apa-apa, Harry!"

"Kenapa Paman Leonard terbaring di RS?"

"Dia gagal, dia terkeca racun di lab kimia buatannya sendiri. Aku tidak mengerti kenapa Ayahmu dengan tega melakukan itu pada Leonard, ia lebih dulu mengetahui hubungan Ayahmu dengan Miranda. Karena itu Leonard meminta Miranda agar menjauhi Ayahmu, namun nyata malah orang itu membunuhnya." Wanita itu menyandarkan sebagian wajahnya dengan tangannya.

"Kau tahu bahwa Ayah tidak akan melakukan itu tanpa sebab."

"Sebabnya karena mereka berselingkuh, Harry! Leonard dan keluarganya dulu cukup kaya, tapi setelah ia di rawat selama lebih dari tiga bulan, uang mereka di keruk Rumah sakit, Leonard bahkan hampir berhutang denganku." Bohong, wanita itu mencoba membodohiku. Itu hanya apa yang ia ketahui, aku akan mengungkapkannya. Kebenaran yang masih bersembunyi itu.

"Lalu kenapa kau membunuh Ayahku?" Wanita itu membeku, detik berikutnya menatapku dengan tatapan seakan ia hancur, "Aku melihatnya, saat tabrakan mobil. Kau yang mengemudikannya dengan sengaja agar menabrak tiang listrik, aku melihatnya! Ayah dengan lemas mengangkat tangannya meminta tolong, tapi kau hanya berdiri diam disana."

Kedua matanya berkedip, ia meneguk salivanya, benarkan? "Ayahmu terluka dengan parah, percuma jika aku menolongnya, kemungkinan ia selamat dibawah 30%"

Cih, "Setelah melihatku datang kau baru memberinya pertolongan pertama. Kau yang mengoperasinya, aku tahu kau melakukan sesuatu didalam sana..."

Matanya nanar, detik berikutnya setetes air mata jatuh ke pipinya, Ibu menangis. "Aku masih muda saat itu, aku baru tiga tahun di dunia kedokteran, aku bukan dokter yang hebat saat itu."

Aku berdiri dari kursi, berbalik menatap pintu ruangannya, aku lupa mengatakan padanya, "Wanita itu mengatakan Ayah pergi ke klub untuk mabuk dan tidur, tapi ia hanya minum tidak sampai setengah botol dan tidak menyentuh Ibu Kendall, ia justru marah padanya karena Ayah menumpahkan minuman saat wanita itu ingin menciumnya." Aku melangkah selangkah, dua langkah, tanganku sudah berada di knop pintu dan menariknya ke bawah, "Ayah mengatakan ia sangat menyayangimu dan aku."

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang