Justin memang sudah jarang pergi kesini, namun siapa gadis di sampingnya itu? Yossi? Yossi Hurrington Whiteley? Kenapa Cara membawa semua orang itu kesini? Tidak masalah dengan semuanya, tapi Harry? Aku bukannya malu karena bekerja seperti ini, Tidak! Ya, maksudku memang iya. Aku malu menceritakan pada Harry bahwa aku hanya seorang yang bekerja di Bar, kesanku dimatanya bisa buruk.
Tidak bisakah aku mati saja hari ini? Aku bisa mati karena malu!! Reputasiku dimatanya hancur sudah, aku bertemu dengannya setiap hari. Bagaimana jika suatu saat Harry mengancamku untuk memberitahu apa pekerjaanku? Ah, apa yang harus aku lakukan? Gadis batinku berteriak menjerit sambil menjambak rambutnya ke belakang.
"Ken, apa yang sedang kau lakukan disini?" Oh, pertanyaan maut itu akhirnya terlontarkan, mati saja aku. Aku menundukan kepalaku. Aku hanya menggunakan t-shirt tipis berwarna putih standar dan salah satu jeans terbaik yang aku punya dan di kolaborasikan dengan converse berwarna abu-abu. Apa yang harus aku katakan padanya? Aku sungguh malu.
"Ken belum menceritakan padamu? Dia bartender disini, Harry! Dia salah satu peracik minuman terbaik yang Jeff punya setelah Padilla." Terima kasih atas pujianmu Cara. Justin dan Yossi hanya terdiam menatapku. Aku baru pertama kali bertemu dengan Yossi, hanya sering mendengar namanya saat Justin atau Liam membicarakannya.
"Ya, Harry. Jika kau suatu saat membutuhkan Tequila atau Koktail aku bisa membuatkannya padamu spesial..." Ledekku. Justin tersenyum segaris.
"KEN!" Jeff lagi-lagi mencariku.
"Aku harus pergi, sampai bertemu nanti." Ucapku sambil memeluk nampan meninggalkan mereka semua. Jeff memberi tatapan ganas seolah-olah ia akan menerkamku dari kejauhan, ternyata Ariana, dia datang bersama dengan Callum. Ya, Jeff sering menasehatiku bahwa Ariana adalah penghasil uang nomor duanya setelah Wali kota dari New York itu. Ariana dan aku sering berinteraksi jadi dia sangat nyaman jika aku melayaninya sambil menemaninya minum.
*
AUTHOR POV.
Para magang berbaris di depan lab khusus, sesuatu yang penting akan di sampaikan oleh Dr. Adriana dan Profesor Alonso. Para magang menggunakan seragam rumah sakit berwarna biru sedangkan dua dokter itu dilapisi dengan jas putih kedokteran yang menutupi seragamnya.
"Aku hanya ingin meminta maaf kepada kalian jika selama kalian magang disini merasa terlalu didiskriminasi olehku, atau mungkin karena kesalahanku saat di ruang operasi atau lewat perkataan." Dr. Adriana memegangi perutnya, "Beberapa hari lagi mungkin aku akan cuti karena aku sedang mengandung anak keduaku."
"Apa? Dokter, kau sedang hamil?" Leah membulatkan matanya tidak percaya sementara Dr. Adriana hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum, "Perutmu sama sekali tidak buncit, dia sedang berumur berapa bulan?"
"Minggu ini hampir empat bulan. Apa tidak ada perubahan pada perutku? Berat badanku sudah bertambah hampir delapan kilo karena mengandung...."
"Wah, kau sungguh sexy mom, Dokter Adri. Kau tetap bisa menjaga berat badanmu, aku berharap kau tidak mengalami masalah selama mengandung ataupun nanti jika menjalani persalinan." Kendall berdoa untuknya.
"Dan, ada yang ingin aku sampaikan pada kalian." Profesor Alonso berhenti sebentar memasukan kedua tangannya pada saku jas putihnya, "Akan ada dua dokter ahli bedah pindahan dari Inggris, jadi kalian jangan membuat masalah selama operasi dipimpin olehnya."
"Siapa dia?" Abraham bertanya.
"Salah satunya bernama Sampaio. Dia keturunan Portugis, Sara Sampaio mungkin namanya, aku tidak ingat karena kami belum begitu dekat." Profesor Alonso menjawab, "Baiklah, kupikir hanya itu saja untuk saat ini. Kembalilah kepada tugas kalian...." Ia membubarkan barisan.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE
FanfictionRank #451 in action pada 090117 Rank #67 in action pada 110117 Rank #62 in action pada 250117 Rank #346 in medical pada 110120 Rank #45 in action pada 160217 Highest Rank #9 in hendall pada 120120 Sebuah Fanfiction jenis AU yang menceritakan tentang...