Fourti:n

182 25 23
                                    


Suara ketukan pintu terdengar, Pria paruh baya masuk, ibu memberinya salam. Jadi dia adalah Kepala Rumah sakit, dia pasti sangat hebat.

"Abraham?" Panggilnya.

Abraham maju selangkah, "Aku mendengar dari Profesor Alonso kau Intern yang terbaik untuk saat ini, Aku juga mendengar kabar bahwa beberapa hari yang lalu kau menolong seseorang saat terjadi kecelakaan dan langsung memberikan pertolongan pertama, benar begitu?"

Abraham menjadi canggung, ia menggaruk kepalanya yang aku yakin tidak gatal, "Aku tidak sengaja melihat korban, dan aku tidak mungkin hanya diam di mobilku tanpa melakukan apapun, jadi aku menolongnya..."

"Kalau begitu kau mendapat lima belas poin dariku untuk penilaianmu..."

"Dan, Harry Styles?"

Abraham mundur, Ken mendorongku agar aku maju, "Aku mendengar atas tindakan hebatmu di ruang operasi dari Dokter Sara. Pasien yang kau tangani sudah sadar, dan tidak terjadi komplikasi. Aku sangat berterima kasih padamu, dan jika kau ada waktu, datanglah untuk makan malam denganku sabtu nanti..."

Aku menundukan kepalaku dan tersenyum padanya, "Saya tidak akan datang terlambat kalau begitu..."

"Dan dokter Sara, ikutlah ke ruanganku..." ucapnya kemudian pergi di iringi dengan Dokter Sara di belakangnya.

Wanita itu sekarang mengambil alih, "Karena belum ada jadwal operasi, saya akan mengganti bagian tugas selama seminggu ke depan. Leah, kau di bagian saraf, Abraham karena nilaimu cukup baik kau di bagian jantung. Kendall kau di bagian ER dan Harry kau di bagian donor..."

APA? Donor? Tidak, aku tidak mau!

"Tapi, Prof, bukankah Harry..." Ken menggantungkan ucapannya.

"Harry, aku akan mengurangi nilaimu sepuluh poin. Tindakan spontanmu memang cukup bagus, tapi ingat kau adalah seorang dokter Anestesi, kau tidak mengoperasi pasien! Terlebih lagi kau belum mempunyai lesensi, kau hanya seorang magang. Saat ini kau beruntung pasienmu selamat, jika tidak tentu saja aku tidak akan mengisi nilai praktikmu. Tidak peduli fakta bahwa kau sebelumnya pernah mengambil jurusan bedah, sekarang, saat ini kau hanya seorang dokter magang anestesi. Kau dengar itu?" aku meneguk ludahku, mengerjapkan kedua mataku. Dasar jalang! Berani sekali ia mencampuri urusan pribadi dengan nilaiku, seharusnya aku minta di pindahkan ke rumah sakit lain sejak awal.

Wanita itu menatap kami semua kemudian sedetik kemudian ia pergi.

"Tidakkah itu terlalu banyak, Harry?" Leah mengajakku berbicara, Ya, sangat, dia sangat keterlaluan.

"Dia benar, Leah. Aku hanya seorang magang, seharusnya aku tidak mengambil alih operasi. Ini sudah malam, aku pulang duluan...." ucapku meninggalkan mereka semua.

*

Ini sudah beberapa hari aku tinggal dengan Ken, aku merasa tidak nyaman karena harus bersembunyi terus menerus jika ibunya, Kris tiba di rumah. Hubunganku dengan wanita yang tinggal di rumah samping Ken juga sama saja, tidak ada perubahan. Beruntung karena Cara berniat mencarikan sebuah Apartemen di dekat kampus, tempatnya juga tidak terlalu jauh dari tempatku magang sementara.

Aku memasukan baju terakhir dan menutup koperku, menuruni tangga membawanya dan memasukannya ke dalam bagasi mobil. Aku masuk ke dalam rumahku, beruntung wanita itu sedang bekerja.

Aku berdiri di depan pintu, mengusap handle pintu, memasukan enam digit angka sebagai kata sandi kunci rumahku. Beruntung setidaknya wanita itu tidak tega mengganti nomor kunci rumahku. Aku segera naik ke kamarku memindahkan beberapa barang ke dalam mobilku dengan cepat sebelum wanita itu datang kembali ke rumah sialan ini.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang