Siks

325 33 10
                                    

NOTE!!!

DOUBLE UPDATE!! Maaf Updatenya hari ini gak sesuai jadwal, harusnya kan besok. Tapi berhubung ada acara keluarga, dan takutnya gak bisa update jadi di update hari ini.

Ibunya mengatakan bahwa putranya sering menyumbangkan hartanya ke panti sosial, dia pasti tulang punggung keluarganya. Bagaimana dengan anak-anak di panti sosial? Aku terus membayangkan dan memikirkan hidupnya. Dia juga menjadi pemikul beban untuk kedua orang tuanya, mereka sudah rentah, bagaimana mereka hidup nanti? Bagaimana mereka makan dan menyambung hari? Aku sudah gagal, aku gagal!

*

HARRY POV.

Keesokan harinya. Ini sudah hampir istirahat makan siang dan aku belum menemukan dimana Ken berada. Aku menahan tangan Leah, "Leah, kau lihat dimana Ken? Aku sudah menjadinya di UGD namun tidak ada, aku sudah mencarinya kemana-mana." Leah melepaskan tanganku dengan perlahan.

"Aku tidak tahu, ia tidak masuk hari ini. Ia sangat terguncang sejak operasi kemarin." Terguncang? Operasi? Oh, aku ingat! Aku terakhir melihatnya sebelum ia operasi untuk pasien gagal jantung, "Pasien pertamanya sudah tidak ada,operasinya gagal. Ia sangat terkejut dengan hal itu, kupikir itu alasan kenapa ia tidak masuk. Aku melihatnya kemarin dan ia terus menerus menangis karena kematiannya, wajar saja itu operasi pertamanya..."

Ya ampun, "Bagaimana dengan keluarga pasien?"

"Buruk! Mereka sama menyedihkannya dengan Ken. William, maksudku pasien itu... dia akan segera menikah bulan depan, dan ia bahkan sudah memiliki calon bayi. Ibunya lebih menyedihkan, ia tidak pernah pergi dari kamar jenazah sejak kemarin,dia adalah putra tunggalnya." Leah menepuk pundakku, aku menelan ludahku. "Aku harus pergi,Harry..." dia meninggalkanku.

Aku memutuskan untuk pergi ke ruangan ibu.

"Ibu, kenapa Ken bisa gagal dalam operasi pertamanya?" tanyaku langsung pada intinya saat masuk ke dalam ruangan ibu.

"Tidak, Harry. Ibu sudah mendengar beritanya, dan benar seperti dugaanku." Dugaan? Ada apa?

"Dugaan?"

Ibu menaruh jas putihnya di punggung kursi, "Dia pasien gagal jantung dan kondisinya sangat parah dan lemah. Ibu yang menanganinya seminggu yang lalu, dia terlihat tidak bersemangat dengan hidupnya dan pasrah, ia seperti sangat kesakitan dia menyerah dengan semuanya. Ibu memprediksi setidaknya, Ia bisa bertahan sampai seminggu setelah pernikahannya,namun keluarganya sangat mendesak untuk operasi." Ibu duduk kemudian, "Dr.Edward, dia juga masih magang. Dan dia akan wisuda sebentar lagi. Ibu menyerah dan tidak mau mengoperasinya, karena operasi itu sangat berbahaya dan tingkat keberhasilannya kecil, ibu angkat tangan kemudian. Edward murid terbaik untuk ahli bedah yang ibu ajari, dia akhirnya memilih untuk mengoperasinya."

"Jadi maksud ibu, sebenarnya dia masih bisa bertahan walau tanpa operasi?"

"Entahlah,seperti yang kau lihat sekarang. Prediksi ibu benar, bukan? Tingkat keberhasilannya kecil, ibu berfikir sebelumnya ia lebih baik tidak usah di operasi. Namun keluarga terus mendesaknya, karena operasi adalah satu satunya harapan ia bisa selamat walaupun resikonya sangat besar." Aku melihat raut wajahnya, ibu juga nampaknya menyesal. "Pergilah dan temui,Ken. Katakan seperti yang ibu katakan tadi, dia harus kembali ke Rumah sakit besok jika ia masih ingin mendapat nilai."

"Apa tidak apa jika aku meninggalkan rumah sakit sekarang?"

"Bagaimanapun, kita para dokter bukan seorang Tuhan Harry. Kita tidak bisa menentukan hidup matinya seseorang."

*

Aku memarkirkan Hyundaiku berhenti di pekarangan rumah Ken,masuk dan mengetuk pintu beberapa kali. "Ini aku..." Mengencangkan suaraku memanggilnya. Beberapa detik kemudian suara kunci yang diputar terdengar, ia membukakan pintunya untukku.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang