LETTER

10.3K 1K 19
                                    

Malam ini cukup banyak bintang.
Aku berjalan gontai menuju jendela, ya, jendela kamarku cukup besar jadi aku bisa duduk di bingkai jendelanya sambil membiarkan kaki ku menggantung seperti di rooftop.

Entah mengapa aku begitu lelah hari ini, aku mengingat tingkah manusia-manusia aneh yang aku temui di sekolah tadi, aku mendengus kesal, kepalaku serasa berdenyut karna sedari tadi aku membentur-bentur kan nya ke bingkai jendela, tidak keras, tapi cukup membuat kepalaku sakit.

Entah mengapa aku mengingat eomma dan appa ku. Aku begitu merindukan mereka.
Mereka selalu sibuk bekerja, mereka jarang pulang hanya untuk menengokku, mereka jarang sekali menelpon atau sekedar mengirimi ku pesan.

Eomma dan appa ku pernah memberiku pilihan untuk tinggal bersama bibiku atau ikut dengan mereka, tapi saat itu aku kalut, aku merasa tidak mendapat keadilan di dunia ini, jadi aku berontak dan lebih menginginkan hidup sendiri.

Tak terasa, air mataku jatuh, aku terisak dan tak bisa mengatur emosional ku.
Sebisa mungkin aku menghapus air mataku tapi mereka enggan untuk surut. Hingga akhirnya aku marah pada diriku sendiri yang lemah.

'Kau sendiri yang memutuskan untuk hidup sendiri! Berhenti menangis, kau sudah besar, eomma dan appa akan segera kembali, berhenti menangis dan pergi tidur!'

Hatiku terus memaki, melawan keadaan yang bisa saja membuatku terpuruk. Aku harus kuat menghadapi kenyataan dalam hidupku. Semua ini pilihanku, aku harus mempertanggung jawabkannya.

Aku beranjak dari posisiku, menghapus air mataku, pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka dan pergi tidur, tanpa ku sadari, sepasang mata mengintaiku.

...

Pagi ini aku mencoba lebih tenang, mencoba lebih sabar menghadapi makhluk-makhluk yang bisa membuat jantungku berkontraksi.

Aku melangkahkan kaki ku menuju loker. Ya, sudah lama aku tak pernah membuka lokerku, mungkin sudah sekitar 3 bulan atau lebih, karna aku bukan type orang yang suka menyimpan barang selain di kamar.

Aku sampai di depan lokerku, kuputar kode pada gembok yang menggantung dan

Kliikk...

Terbuka.

Aku memandang isi lokerku, ada beberapa buku lama dan kertas-kertas.

Tunggu.

'Apa ini?'

Aku bergumam dalam hati.

Ada 5 buah surat, masing-masing memiliki tanggal dengan warna amplop yang berbeda-beda. Manis sekali.

Aku mengambilnya satu persatu dan memasukkannya ke dalam saku dan kembali ke kelas.

...

Aku tidak langsung duduk di bangku ku, aku lebih memilih mengobrol dengan teman-teman ku sebelum bel masuk berbunyi dan aku kembali ke habitatku, bersama seorang alien aneh di sampingku.

"Hey, apa kau tau Jeon Jungkook dari kelas 2-B? Aku dengar dia baru saja memenangkan olimpiade matematika nasional!"
Kata Eunji.

"Aahhhh, Jeon Jungkook yang tampan itu?"
Sahut yang lain.

"Iya, dia baik, sopan, pintar, tampan dan tinggi!!"
Minji ikut membuka suara.

'Tinggi?'

Aku sering berkata bohong pada Jimin, tapi soal lelaki tinggi, aku benar-benar menyukai itu.

"Ahh, sepertinya aku harus melihatnya, aku tidak terlalu mengenali orang di sekolah ini."

Kataku, disambut bel masuk tanda dimulai nya pelajaran pertama dan tanda dimulai nya penderitaanku hari ini. Aku memejamkan mata sebentar, menarik nafas dalam-dalam dan berdiri, berjalan menuju kursi panas.

...

Tinggal beberpa cm lagi, bokongku akan mendarat mulus di bangku, tapi terhenti oleh sebuat suara yang sudah pasti, berasal dari orang aneh di sampingku.

"Kau menangis?"

Tanyanya dengan suaranya yang berat. Selalu saja ia berbicara dengan mata tertutup

'Heol bagaimana dia tau?'

Aku mendelik, mulutku mengatup.

"Ya, ya, yaaa, apa yang kau katakan? Sok tau sekali.. Apa kau mengintaiku sepanjang hari? Apa kau mengikutiku? Ahhh, ternyata aku memiliki penggemar baru.."
Aku terkekeh.

Taehyung membuka matanya, memperhatikan ku terkekeh dan saat aku berhenti, ia berbalik dan menatapku. Tatapan itu, membuat ku shock.

Tanpa bicara apapun, dia mengacungkan telunjuknya dan memutar-mutarnya di depan mataku.

Aku berbalik, mencari cermin di tas ku dan

'Heol'

Mataku masih terlihat sembab.

Aku tidak tau harus mengatakan apa. Aku hanya diam, dia juga diam setelah berbalik dan berhenti menatapku.

Aku berusaha terlihat sibuk dengan memperhatikan penjelasan guru, padahal rasanya aku benar-benar hampir tertidur.

Aku menopang kepalaku dengan tangan, memunggungi Taehyung, mataku sedikit terpejam karna aku benar-benar tidak kuat menahan kantuk, tapi semuanya hancur saat....

Duuuugggggg.....

'Aaaaaiiiihhh----sssss---'

Aku meringis kesakitan sambil mengusap rambutku.

Taehyung menyenggol lenganku, membuatnya berubah posisi sehingga kepalaku tak tertahan dan jatuh membentur meja.

"Yaakkk!!! Kau ini!!!"
Aku berbisik sambil mengeratkan rahangku dan mencubit lengannya.

Seperti biasa, dia hanya memasang wajah datarnya sambil menatapku.

"Kerjakan itu."

Dia mengangkat dagunya ke arah papan tulis dan

'Andwe!!! 20 soal"

Mulutku terbuka dan mataku berkedip berkali-kali.
Bagaimana aku bisa mengerjakannya sedangkan aku tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan malah sibuk bermain-main dengan kantuk.

"Aissh- jinja, bagaimana ini."

Aku menggerutu sambil memegang kepalaku yang masih sakit.

'Mati kau Jung Yoora!!!'
Pekik ku dalam hati.

-tbc-

Taehyung bener-bener nyebelin ya... tapi orang ganteng mah bebas wkwk..
Keep reading and vomment ya♡
Btw slmt hari minggu:)

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang