MEET

7.5K 842 9
                                    

Mungkin hari ini adalah hari yang tepat.
Aku akan memperkenalkan Jimin kepada Namjoon.

Aku sudah lelah.. aku ingin mengakhiri segala kebohongan ini.

Aku tau, semua tidak akan berjalan mulus meski aku sudah mengakhirinya, pasti ada saja duri lain yang tertinggal.




Hari ini, aku lebih banyak merenung, tidak banyak bercanda.

Aku sibuk memikirkan masalah ini, aku harus mampu menghadapi segala konsekuensi dan resikonya.



Di kelas, hanya sesekali aku berbicara dengan Taehyung, selebihnya kami hanya saling diam.



Harus nya aku senang, karna semua akan segera berakhir, aku bisa memutuskan hubunganku dengan Jimin beberapa hari setelah aku memperkenalkannya pada Namjoon.

Tapi entah kenapa aku begitu khawatir dan gelisah.

Bukan itu yang membuatku sedih, bukan karena aku akan meninggalkan Jimin, tapi Minji.
Entah mengapa aku selalu memikirkan Minji, aku takut Minji hanya di jadikan mainan oleh Namjoon.

Setiap kali Minji mendekat, aku selalu merasa gugup dan takut.
Aku tidak bisa bayangkan betapa marahnya Minji jika ia tau tentang perasaan Namjoon.


To : Namjoon
Pulang sekolah nanti, tunggu aku di gerbang belakang, aku akan menepati janjiku.

Aku mengirim pesan pada Namjoon, sesaat kemudian ia membalas.

From : Namjoon
Arasseo..

Aku menghela nafas dan menyandarkan bahu ku.


...


Aku menarik nafas dalam, sesaat setelah bel pulang berbunyi.

Teman-temanku dengan sigap berdiri dan meraih ransel mereka lalu menghambur ke luar kelas.

Aku menengok ke arah Taehyung yang sedang tersenyum, entah karena apa.

"Kau tidak pulang?"

Katanya, lengkap dengan senyum absurd nya.

Aku menggeleng.

"Geurae, aku pulang duluan."

"Jalga..."
Katanya sambil melambai.

Aku membalasnya dan tersenyum.



Pandanganku beralih pada seseorang yang masih sibuk membereskan bukunya.



"Jimin-ah.."

Aku memanggil Jimin.

Jimin menengok dan tersenyum.

Tinggal kami berdua di kelas ini.

Aku mengibas tanganku, mengisyaratkan agar dia menghampiriku.

Jimin bangkit dan berjalan ke arahku.

Dalam beberapa detik, dia sudah ada di hadapan ku.

Jimin mengangkat alis dan mengatupkan bibirnya.

"Aku ingin pulang bersamamu.."
Kataku sambil tersenyum.

Tidak mungkin aku katakan yang sebenarnya, aku harus membuatnya terlihat natural, ya, pertemuan antara Jimin dan Namjoon, membuatnya terlihat seperti sebuah ketidak sengajaan.

"Jinja????"

Mulutnya menganga dan ia mengguncang tanganku.
Dia terlihat antusias.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum.

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang