Aku merasa hidup ku hancur karna Namjoon.
Bisa-bisanya dia bertindak keterlaluan seperti ini.
Aku benar-benar membencinya.Tapi lama aku berfikir, aku juga menyadari.
Ini juga salahku, coba kalau saat itu aku tidak mengatakan bahwa aku punya pacar, pasti semua tidak akan seperti ini.Aku tidak akan bersama Jimin, aku tidak akan di jauhi orang-orang dan tentunya gosip ini tidak akan pernah ada.
Aku memandang langit di balkon kamarku.
Sesekali hatiku kembali sakit saat mengingat siksaan ku hari ini, aku berusaha menahan air mata yang sudah berkumpul di ujung mataku, tapi apalah daya, aku selalu kalah, air mataku selalu melawan kata hati ku untuk tetap kuat dan tegar.Dddrrtttt.... ddrrttt.....
HP ku bergetar, dengan lemah aku meraihnya dan membuka pesan.
From : Jimin
Mau pizza?To : Jimin
TidakSelesai membalas, aku menonaktifkan HP ku. Aku melemparnya ke meja belajar dan aku mendarat di ranjang ku.
Kepalaku benar-benar pusing, semua masalah tumpah hari ini.
Mataku masih sembab dan perih karna aku mengusapnya beberapa kali.Aku mencoba memejamkan mata, menenangkan diri dan mulai tidur.
...
Aku terbangun saat mendengar suara itu lagi.
Ku angkat kepalaku yang berat dari atas bantal dan membuka mata ku yang bengkak secara perlahan.
Jam di dinding menunjukkan pukul 04.15 pagi.
Aku sudah hafal suara apa yang bisa membuat ku terbangun seketika.
Perlahan aku bangkit dan berjalan menuju pintu.
Ku raih gagangnya dan ku buka.Prraaannnnggggg.....
Suara itu menyambutku saat aku baru saja membuka pintu kamarku.
Terdengar suara tangisan dan amarah bercampur di lantai dasar.
Aku menekan dadaku dan berusaha untuk tidak menangis lagi.
Seperti biasa, eomma dan appa ku bertengkar lagi.
Aku melongok ke bawah, ku lihat guci besar itu pecah berserakan, entah apa yang di lakukan oleh appa ku hingga membuatnya hancur berkeping-keping.
Aku menyaksikan mereka dari atas. Mereka belum menyadari keberadaanku.
Orang tua ku sering sekali bertengkar, aku juga sudah sering melihat mereka seperti ini, tapi aku tidak pernah tau, apa penyebab pertengkaran mereka, apa yang memyebabkan mereka berdebat begini.
"Aku lelah setiap pulang kerja selalu bertengkar dengan mu!!!"
Bentak eomma ku."Memangnya kau saja? Aku juga lelah!! Aku bekerja siang malam untuk menghidupi mu dan Yoora!!"
"Kau pikir aku liburan? Aku juga bekerja untuk mengisi meja makan."
'Eomma, bahkan meja makan dan kulkas selalu kosong setiap hari.'
Aku terisak sendiri di atas.
Aku benar-benar sedih melihat kedua orang tua ku seperti ini.Aku mengusap wajahku dan memijat pelipisku sambil menangis.
Mereka masih belum menyadari bahwa aku menonton sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAZE
Fanfiction[COMPLETE]✔ Yoora, seorang gadis yang duduk di tahun kedua menengah atas, di pertengahan semester ia mendapat teman baru. Awal-awal terasa wajar dan biasa saja, namun semakin lama, Yoora merasa ada yang aneh. Apa yang menyebabkan keanehan ini? Apaka...