GAZE

REMEMBER

Aku hanya berjalan mondar-mandir di dalam kamarku.
Aku begitu gugup dan jantung ku berdetak cepat.

1 jam setengah menuju pesta, tapi aku sama sekali belum bersiap bahkan mandi.

Aku putuskan untuk mengambil HP ku dan menelpon seseorang.

"Yeoboseyo Minji-ah."

"Eoh, ada apa Yoora?"
Tanya suara di sebrang sana.

"Nan-- eottoke? Aku begitu gugup."
Kataku.

"Wae??"

"Entah. 1 jam setengah lagi Jungkook menjemputku, tapi aku belum bersiap apa-apa."

"Aiiisshhh-- kau ini bagaimana?"

Aku hanya terdiam mendengar protesan Minji.

"Lalu aku harus apa?"
Tanyanya.

"Mmmm.. bisakah kau berangkat bersamaku? Aku akan membatalkan jemputan Jungkook. Aku akan bertemu dengannya di pesta saja."
Kataku gugup.

'Aku harap Minji mengerti.'

"Ahhh, ara, aku juga akan bicara pada Hoseok. Sudah, cepat mandi dan bersiap."

"Ok, gomawo Minji-ah..."

"Ne, Yoora-ya..."

Tuutt... tuuutt...

Sambungan kami terputus.

Aku menghela nafas dan kembali menekan panggilan di sebuah nama pada kontak HP ku.

"Y-yeoboseyo Yoora-ya..."
Sapanya dari seberang.

"Ada apa?"
Tanyanya.

"Mmmm, begini, Minji mengajakku berangkat bersama jadi aku rasa aku akan berangkat bersama Minji saja."
Jelasku.

"Aahhh, begitu.. baiklah, tak apa..."

"Kita bisa bertemu nanti saat di pesta."
Kataku.

"Tentu saja..."

"Baiklah, aku akan bersiap-siap dulu, sampai bertemu nanti malam."
Pamitku.

"Oke, sampai bertemu..."

Tuutt... tuutt...

Sambungan kembali terputus.

Aku melempar HP ku ke ranjang dan bergegas ke kamar mandi.

Aku mengeluarkan sebuah gaun berwarna cream yang baru ku beli kemarin bersama Minji.

Aku memandanginya karna aku benar-benar menyukai gaun ini. Terlihat sederhana namun elegan.

Gaun ini tidak berlengan dan panjangnya hanya sampai di atas lutut, sama seperti gaun pemberian eommaku, hanya beda model dan bahan.

Aku berdiri di hadapan cermin. Aku menatap refleksiku dengan gaun cream yang sudah melekat di badanku.

Aku tersenyum dan berputar-putar di depan cermin, naluri wanitaku mulai keluar. Wanita selalu bahagia dan senang saat memakai baju yang benar-benar ia sukai.

Setelah puas memandang cermin, aku berpindah dan duduk di depan kaca riasku.

Merias wajahku secantik dan senatural mungkin.

Tidak butuh waktu lama untuk ku merias wajah, aku sudah selesai.

Ku tatap wajahku yang sudah terlihat lebih fresh karna make up.

Masih ada yang kurang.
Aku belum menata rambutku.

Aku kembali menatap cermin dan mengambil sisir.
Aku menatap sejenak wajahku dan rambutku di cermin.