PARTNER

8.2K 840 57
                                    

Jam sekolah sudah berakhir, saatnya berkemas dan pulang.

"Ayo pulang."

Kata Taehyung seraya melirik ke arah ku.

"Pulang?"
Tanyaku.

"Memangnya kau mau tidur di sini?"

"Bukan itu maksudku, maksudku, emm.. kau mengajak ku pulang?"

Taehyung mengangguk.

"P-pulang ber-sama?"

Tanyaku sekali lagi.

"Yaak, kau ini kenapa memangnya aneh jika aku mengajakmu pulang?"

'Memang aneh karna tidak pernah.'

"Tumben."
Kataku.

"Ahh, harusnya kau kan senang pulang bersama orang tampan sepertiku."

Taehyung menaikkan alisnya dan tersenyum geli.

Aku menaikkan sebelah alisku dan menatapnya aneh.

'Kepercayaan dirinya memang luar biasa menyebalkan.'

Tak lama Taehyung bangkit dan menarik tanganku.

"Yakk!! Pelan-pelan."



Kami berjalan berdampingan menyusuri koridor sekolah.
Sesekali aku melirik Taehyung yang berjalan di sampingku sambil memasukkan tangannya ke saku.

'Dia sangat tinggi dan proporsional.'

Aku hanya berani memujinya dalam hati.

Sesaat sebelum sampai di ujung koridor, kami berhenti.

Aku menatap orang di depanku, tentunya dia yang membuat aku dan Taehyung berhenti.

Kami bertatapan dalam diam.

Taehyung melirik ke arah ku dan ke arah lain secara bergantian.

"Ahh, sepertinya kalian butuh privasi."

Kata Taehyung sambil menggosok hidungnya.

Aku hanya diam.

"Ok, aku akan duluan, jalga."
Katanya berpamitan.

"Eh, tidaktidak, kau jangan duluan, aku hanya sebentar."
Jelasnya.

"Ahh, sudah, tidak apa-apa, aku duluan saja..."

Taehyung tersenyum dan berlalu meninggalkan aku dan dia, dia, orang yang ada di hadapanku saat ini.



Kami terjebak dalam kecanggungan beberapa saat.

"Eeemm, ekkhhmm...."

Dia berdeham memecah keheningan.

"Mungkin lebih baik jika kita duduk dulu."

Aku mengangguk.

Ia berbalik dan aku mengekorinya.

Beberapa saat kemudian kami sampai di sebuah bangku di taman sekolah.

"Yoora-ya..."
Sapanya.

Aku hanya terdiam dan melirik ke arahnya.
Aku masih merasa canggung dan tidak percaya.

"Mianhae..."

'Aku bosan mendengar kata Mianhae!'

Aku mendengus dan menyandarkan punggung ku di sandaran bangku.

"Mianhae a-aku sudah membuatmu terluka dengan kata-kataku. Aku tidak seharusnya berkata seperti itu."

"Mianhae, karna aku lebih mempercayai apa kata mereka di banding apa kata mu."

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang