OVER

7.2K 806 28
                                    

Ku tapaki satu persatu anak tangga ini dengan pasti, menuju salah satu tempat yang berarti dalam hidupku.

Untuk kesekian kalinya, aku melangkah lagi sendiri, tanpa Taehyung.

Sepanjang jalan, banyak kenangan yang berputar di otakku.

Saat aku terjatuh dan Taehyung menangkapku, saat itu pula jantungku berdetak tak karuan untuk yang pertama kalinya.

Saat aku berlari naik turun untuk mencarikannya kompresan, hingga tanganku hampir matang tapi aku tidak memperdulikannya.

Saat aku menggendongnya turun di jam pelajaran.

Saat ia menggendongku yang basah kuyup dan bertemu Namjoon di bawah.

Dan masih banyak kenangan lain di tempat ini.

Tidak ada tempat yang tidak berkesan jika aku datang bersama Taehyung, bahkan menurutku, ruang kesehatan juga berkesan untukku.

Tepat dua anak tangga terakhir aku berhenti.

Ku tatap pintu mungil itu dalam diam.

Pintu ini sempat rusak, entah apa yang Taehyung lakukan, aku hanya melihatnya terbang dan jatuh tepat beberapa meter dari posisiku.

Banyak keanehan yang aku dapat selama mengenal Taehyung, tapi aku sama sekali tidak merasa terganggu, aku hanya mencintainya tanpa syarat, tak peduli ia apa dan dari mana.

Terkadang aku berpikir keras tentangnya, tapi otakku sungguh tidak berjalan dengan baik saat namanya berputar-putar di otakku.


Gembok itu masih setia menggantung, gembok milik Taehyung.

"Sepertinya aku harus membeli gembok.."

Kata-kata itu terngiang jelas di otakku.

Aku melangkah dengan pasti dan meraihnya.

Ku genggam gembok itu dengan penuh rasa rindu.

Ya, rindu. Aku sangat merindukan si pemilik gembok itu.

Ku buka perlahan pintu rooftop, angin malam yang pertama kali menyambutku.

Aku tersenyum tipis sambil merapatkan mantel.

Sejenak aku menunduk, menatap ujung sepatuku lalu mendongak dan berjalan perlahan.

Langkahku terhenti di tengah-tengah.

Lagi-lagi aku melihat bayangan Taehyung.

Bayangan terindah yang pernah aku jumpai sepanjang hidupku.

Aku menggigit bibir bawahku.

"Berhenti menggentayangi ku."
Bisikku.

Aku menatapnya dengan cermat.

Bayangan yang tampak begitu nyata.

Taehyung sedang duduk diam memandang langit di ujung rooftop.

Ku tatap rambutnya yang berkibas tertiup angin dan punggungnya yang tegap dan gagah.

"I think, I'm going crazy now..."

Bisikku.

Belum hilang ingatanku pada bayangannya yang muncul siang tadi, kini ia sudah datang lagi.

Bayangan yang terlihat begitu nyata, sangat nyata.

Bibirku mulai bergetar dan mataku mulai berair, aku berjalan lemah tanpa suara, mendekati halusinasi gilaku ini.

Tepat satu langkah di dekatnya aku berhenti.

Aku membungkam mulutku, mataku semakin berair dan dadaku mulai sesak.

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang