UNBELIEVABLE

9.1K 964 8
                                    

Pagi ini aku berangkat ke sekolah bersama Minji.
Sepanjang jalan ia banyak bertanya dan banyak bercerita tentang sekolah.

'Padahal baru satu hari aku tidak ke sekolah'

Tak terasa, kami sudah sampai di gerbang sekolah dan kami bergegas menuju kelas.

Di kelas, aku sudah melihat Taehyung yang duduk manis di bangkunya.
Entah mengapa aku rasa aku sedikit merindukannya.

Aku berjalan dan menghampirinya perlahan, aku melirik ke kanan dan kekiri, kulihat Jimin tersenyum padaku dan aku berusaha membalas senyumnya sambil sedikit membungkuk. Meski sulit, sangat.

Aku sampai di bangku ku.

"Kau baik-baik saja?"

Kulihat, dari tadi dia hanya diam dan memejamkan mata. Aku khawatir dia sakit atau masuk angin karna memakai baju basah seharian waktu itu.

"Eung..."

Dia hanya mengangguk dan menjawab singkat.

"Sudah ku bilang, buka matamu saat diajak berbicara oleh orang lain!"

Aku mengulang perintahku beberapa hari yang lalu.

'Aku tidak jadi merindukannya!'

"Diamlah, aku mengantuk."

'Jam berapa ini? Pagi-pagi segar begini dia masih mengantuk? Apa dia ronda semalam?'

Masih pagi, aku tidak ingin merusak pagi manis ku dengan berdebat dengannya.

Aku memutuskan untuk diam dan mempersiapkan pelajaran pertama. Matematika.

Aku memperhatikan Jiwon seonsaengnim yang sedang menerangkan materi di depan.

Kulihat Taehyung di sebelahku yang sepertinya masih sibuk dengan alam mimpinya.

"Jung Yoora..."
Ku dengar suara Jiwon seonsaengnim memanggilku.

"Ne, seonsaengnim?"

"Tolong maju dan selesaikan soal ini!"

"Ah, ne.."
Aku mengangguk dan maju ke depan.

Aku berusaha mengerjakan soal di board, menguras segala kemampuan ku, karna yaaaa, selama ini aku kebanyakan bolos ke rooftop ketimbang hadir di pelajaran matematika, untungnya aku memperhatikan Jiwon seonsaengnim tadi.

Syukurlah, aku bisa mengerjakannya dengan baik, meski sedikit mendapat kesulitan.

"Baik, silahkan jelaskan kepada teman-teman anda!"
Perintah Jiwon seonsaengnim.

Aku mengangguk dan menjelaskannya kepada teman-temanku.

Kulihat semua mengangguk dan memperhatikanku kecuali satu orang di ujung sana. Dia masih menutup matanya.

Aku sudah selesai begitupun Jiwon seonsaengnim yang juga sudah selesai menulis soal baru, di board yang masih kosong.

"Sudah?"
Tanyanya.

"Ne seonsaengnim."
Jawabku.

"Baiklah silahkan kembali, tapi sebelumnya, tunjuk salah satu temanmu untuk menyelesaikan soal berikutnya."
Perintahnya.

Aku mengangguk dan aku sudah tau akan menunjuk siapa.
Pikiran jahatku mulai mempengaruhiku, mengajakku untuk membalas segala kejengkelanku.

'Tamat kau!'

Pekik ku dalam hati.

Ku arahkan telunjukku ke arah orang disana. Seisi kelas menengok dan mengikuti arah telunjuk ku. Sesaat kemudian aku memanggilnya.

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang