HONESTLY

8K 930 46
                                    

"Gomawo Taehyung-ah... Jalga..."

Aku membungkuk dan melambai pada Taehyung yang ada di dalam mobil, ia tersenyum dan membalas lambaian ku.

Pukul 15.25 aku sudah sampai di rumah.
Aku tidak betah berlama-lama di rumah sakit.

Entah memang karna tidak suka, atau karna ada Namjoon di sana.

Aku melangkah cepat menuju pintu, langit begitu mendung dan gelap, sebentar lagi pasti hujan.


Beberapa detik kemudian aku sudah sampai di depan pintu, saat aku akan membukanya sebuah suara menghentikanku.

"Yoora-ya.."

Deg...


Aku mengenal suara itu.

Seketika sakit di hatiku kembali berdatangan dan menyerbu berebut masuk ke dalam dadaku.

Ku dengar langkah kakinya semakin mendekat ke arahku.

"Jangan mendekat."

Kataku datar.

Dia menghentikan langkahnya.

Aku mengumpulkan tenaga ku dan berusaha tidak terbawa emosi.
Perlahan aku berbalik dan menatap orang di depanku.

'Park Jimin'

Dia memotong lagi rambutnya dan warna orange nya berubah menjadi coklat kehitaman.

"Yoora-ya..."
Katanya lirih.

"Bisakah kau berhenti memanggil namaku? Aku ada di hadapan mu saat ini, katakan saja apa yang ingin kau katakan!"

"Aku ingin minta maaf.."

Aku hanya tersenyum sinis menatap Jimin.

Setelah semua yang ia lakukan dan aku memergokinya di depan mataku?

Dengan mudahnya dia mengatakan maaf.

Jika saat itu dia tidak ketahuan, mungkin saja ia akan melakukannya lagi di lain hari. Atau bahkan hari-hari sebelumnya pun ia sering melakukannya.

"Geurae, aku sudah memaafkan mu, sekarang pulanglah!"

Aku berbalik dan meraih gagang pintu, tapi Jimin menarik tanganku.

Aku mengangkat tanganku yang di genggam olehnya.

"Lepaskan."
Kataku datar.

Jimin mendengus.

"Lepaskan aku Park Jimin."

Kataku setengah berteriak.

"Tidak..."
Jawabnya.

Tangannya yang besar semakin kuat mencengkeram tangan ku.

"Lepaskan aku, sakit!!"

"Tidak sebelum kau benar-benar memaafkanku!"

Jimin masih melum melepas tanganku, bahkan sekarang ia menariknya, membuatku berdiri dekat dengannya karna terseret.

Tanganku mulai sakit karna genggaman Jimin.

"Jimin sakitt!!"

Jimin tidak mendengarku, ia maah menatapku.

"PARK JIMIN SAKIT!!!!"

Tangan ku benar-benar sakit, terasa seperti di pelintir.

Air mataku jatuh lagi, manusia ini benar-benar menyebalkan.

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang