LAUGH

8.5K 909 19
                                    

"Jungkook..."

Sapaku pada seseorang yang berdiri memunggungiku.

Dia berbalik dan menjawab ku "eoh??"

"Kau dari mana? Kenapa lama sekali?"
Tanyanya.

"Emm, mianhae, tapi sepertinya aku harus pulang, aku merasa tidak enak badan?"

"Kau sakit?"

"Tidak, mungkin aku hanya kelelahan."

"Mau ku antar?"

"Tidaktidak, aku membawa mobil. Baiklah, jalga.."

Aku pergi meninggalkan Jungkook.




Aku tidak benar-benar sakit, hanya saja aku memikirkan Taehyung.

Lebih baik aku pulang dari pada membiarkannya menonton ku dengan Jungkook, setelah semua yang terjadi pada kami malam ini.

Aku berjalan cepat menuju mobilku, segera aku membuka pintunya dan menutupnya dengan sedikit bantingan.

"Hhuuuhhh..... Apa itu tadiiiii...."

Aku menjerit histeris sendiri dalam mobil.

Aku memutar kembali memori beberapa menit yang lalu, saat aku bersama Taehyung.

Jantungku berdetak cepat lagi saat aku mengingatnya.
Aku memegang dadaku dan mengatur nafas.

"Apa yang terjadi padaku?"

Tanyaku pada diri sendiri.

Aku membuka gulungan rambutku, membiarkannya terurai dan aku menggaruknya.

"Ahhh, Taehyung kau membuatku gila."

Aku tersenyum dan menggigit bibir bawahku.

Malam ini terasa begitu panjang.


...


Sejak malam itu, aku merasa hubunganku dengan Taehyung semakin membaik.

Taehyung lebih sering berbicara dan bercanda denganku, kami sering main dan berjalan bersama ke rooftop.

Aku tidak habis pikir, juga tidak menyangka, Taehyung yang sangat dingin dan menyebalkan ini berubah menjadi Taehyung yang hangat, lucu dan menyenangkan.

Aku selalu tersenyum dan selalu merasa aman saat ada di dekatnya, mungkin karna dia sudah berulang kali menolongku.



Selain dengan Taehyung, hubunganku dengan Jungkook juga sama baiknya.

Aku dan Jungkook sering keluar dan jalan-jalan bersama, dia sosok yang menyenangkan.
Tapi entah kenapa, aku merindukan Jungkook yang dulu, aku merindukan Jungkook yang menjadi secret admirer ku.

Hari ini sudah sekitar 3 hari yang lalu sejak aku dan Taehyung merasakan hal yang berbeda di hati kami masing-masing.

Aku melirik bangku di sampingku, lagi-lagi kosong.

"Dia kemana?"
Gumamku.

"Apa dia di rooftop?"

Baiklah, aku bangkit dari tempat dudukku dan berjalan menuju rooftop.

"Yoora-ya...."

Baru saja keluar pintu, seseorang memanggilku.

Aku berbalik dan menjawabnya, "Ne...?"

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang