LAST

9K 755 70
                                    

Aku hampir sampai di halaman luar rumah sakit, tapi aku terhenti saat ku rasa ponselku berdering.

"Yeoboseyo."
Sapaku datar.

"Yoora, kau sudah pulang?"
Tanya suara di seberang.

"Belum eomma, aku di halaman rumah sakit."
Jawabku.

"Kembali! Appa sudah siuman."

"Ahhh, ne.."

Sambungan terputus.

Aku menghela nafas dan menyaku ponselku, kemudian berbalik dan kembali kedalam tempat yang aromanya sungguh tidak bersahabat dengan hidungku.

Tak sampai beberapa menit, aku sampai.
Eomma merangkulku dan berjalan bersama ke dalam ruangan.

Ku tatap appaku yang kuat, keras dan gagah kini terbaring lemah diatas ranjang putih.

Aku dan eomma berjalan mendekatinya dan perlahan matanya terbuka.

"Syukurlah kau cepat siuman, kami benar-benar khawatir."

Eomma benar-benar terlihat khawatir. Meski ia sering kali bertengkar dengan appa, tapi aku yakin, cintanya masih utuh dari dulu.

"Mengapa di sini?"
Tanya appa dengan nada pelan.

"Harusnya kau di rumah dan berkemas."
Sambungnya.

Tidakkah ia sadar bahwa keadaannya sangat buruk sekarang?

"Appa, lebih baik kepindahan appa dan eomma diundur saja. Appa masih sakit."
Kataku.

"Tidak, aku tidak apa-apa."

Aku hanya diam.
Appa tidak akan mendengarku.
Dia benar-benar gila kerja.

"Dan kau Yoora, waktumu habis hari ini. Aku ingin mendengar jawabanmu besok, jadi aku bisa mempersiapkannya sejak awal."

Aku menunduk.

'Bahkan saat sakit ia masih sempat mengingatnya.'

Meski sedang sakit, ia tidak pernah merubah sikapnya barang sedikit saja.
Appaku tetap keras seperti biasa.

Aku mengalah, aku menyerah.

Aku tidak ingin membuat appa sekarat, aku harus mengorbankan diri.

"Ne..."
Jawabku lirih.

"Aku pulang dulu.."

Appa mengangguk, "eung..."

Aku membungkuk dan berbalik, mulai berjalan meninggalkan ruangan yang ku rasa pengap itu.

'Apa yang harus aku lakukan sekarang?'

'Kemana aku harus pergi sekarang?'

Aku berjalan seperti melayang dan tanpa nyawa.
Aku bingung dan tidak bisa berpikir dengan baik.

Bagaimana aku mengatakannya pada Taehyung?

Bagaimana aku menjelaskan segalanya pada Taehyung?

Aku benar-benar tidak sanggup membayangkannya.

Tanpa sadar, aku sudah berada di luar rumah sakit, tanpa aku minta, sebuah taksi berhenti di hadapanku dan aku membuka pintunya.

"Ada ingin diantar kemana?"
Tanya seseorang di kursi kemudi.

"Bawa aku mengelilingi Seoul."

Supir itu hanya mengangguk dan mulai menginjak gas.

Ku sandarkan kepalaku di kaca pintu mobil dan memandang langit yang kini berwarna putih keabu-abuan.

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang