HEART BEAT

9.3K 1K 20
                                    

Tak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Aku dan Jimin tetap bertingkah seperti biasa di sekolah.

Ya, aku mengatakan padanya, aku tidak terlalu suka jika hubunganku banyak diketahui oleh orang-orang.
Cukup aku dan pasangan yang tau.

Aku mengatakannya pada Jimin agar hubungan ini tidak diketahui banyak orang, jadi aku memutar otakku dan mencari alasan yang logis dan dia percaya.

Kami tidak berkencan dan tidak sering berjalan bersama di sekolah, kami hanya berkencan saat pulang sekolah, itupun jika sempat dan lagi-lagi dia mengiyakan.

Aku berjalan dan sampai di kelas, kulihat Jimin tersenyum manis padaku dan aku mencoba membalasnya.

'Good boy'

Ia mendengarkan kata-kataku dan melaksanakannya dengan baik.

Aku duduk dengan tenang dan mulai mengikuti pelajaran.

...

Bel berbunyi

istirahat....

Dijam istirahatpun kami tidak bersama, aku membebaskannya di sekolah, jadi ia lebih memilih makan bersama teman-temannya dibanding denganku, tentu karna aku yang memintanya.

Sebenarnya ia sedikit protes, tapi aku berusaha meyakinkannya dan akhirnya ia menurut.

'Ku harap ia tak curiga.'

Aku masih harus menunggu waktu yang tepat untuk membawanya menemui Namjoon.

Setelah melihat punggungnya menjauh, aku bangkit dan menuju rooftop.
Rooftop tetap menjadi temat persembunyianku, karna aku tak memberitahu Jimin bahwa aku sering kesana.

"Waaahhhh, sudah berapa hari aku tidak kesini."

Kalimat pertama yang ku ucap saat aku membuka pintu rooftop.
Rupanya Taehyung tidak menguncinya.

Ku langkahkan kaki ku dan kalimat kedua terucap.

"Kau disini????"

Siapa? Siapa lagi kalau bukan Taehyung.

'Kenapa selalu dia yang lebih dulu?'

Aku bergumam dalam hati, selalu saja.

Taehyung menengok ke arahku dan berjalan mendekat.

"Ini tempatku."

Katanya dengan wajah dan nada datar.

"Tidak bisa!"
Aku memekik dan mendongak di depan wajahnya.

Dia diam, memiringkan kepalanya dan menatapku dalam.

'Aku mohon jangan menatapku begitu'

Jujur, tatapannya selalu berhasil membuatku tunduk padanya.

"Ah, baiklah, aku lelah selalu bertengkar dengan mu, seperti kucing dan anjing, kita berbagi tempat saja. Ini tempat kita."

Kataku memelas, aku mengusap wajahku dan mendengus.

"Tidak bisa."
Katanya.

"Ayolah, bisakah kita berhenti berperang dan menjadi teman? Aku lelah menjadi musuh."

Tanpa sadar aku mengguncang-guncang lengan Taehyung, ia menatapku aneh.

"A-ayo, ayooo, lebih baik kita duduk."

Aku masih memegang lengannya dan menyeretnya duduk di bangku.
Berharap dia tidak mengusirku lagi.

Dia diam, membuatku bosan, tapi aku masih ingin di sini, jadi aku memutuskan untuk bertanya padanya.

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang