KIM TAEHYUNG

8.5K 977 20
                                    

Yoora sudah sampai di rumahnya bersama Taehyung.

Taehyung masuk dan merebahkan Yoora di sofa ruang TV.
Yoora masih menangis, dia terlihat masih shock.

"Sudah, kau sudah aman di sini. Aku di sini."
Kata Taehyung.

Taehyung meraih tangan Yoora, menggenggam dan mengelusnya lembut.

Taehyung masih tidak tega melihat Yoora. Ia menyesal karena terlambat menolong Yoora, jika saja ia tepat waktu, Yoora tidak akan seperti ini.

Bibir dan pelipis Yoora masih saja mengeluarkan darah, meski tidak sebanyak tadi.

"Aku mohon jangan menangis lagi."

Taehyung menghapus air mata Yoora.

Yoora menarik nafas panjang, berusaha menenangkan pikkrannya dan akhirnya ia berhenti menangis.

"Ayo ke kamarmu, aku bantu."

"Kau harus mengganti bajumu, banyak darah."
Taehyung menunjuk baju Yoora yang benar-benar kotor oleh darah.

"Bajumu juga kotor."
Kata Yoora sambil meletakkan telapak tangannya di dada Taehyung.
Suaranya terdengar parau.

"Aku akan menggantinya setelah selesai mengobatimu, kajja."

Taehyung meraih tangan Yoora, menuntunnya menaiki tangga menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, Yoora masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti baju dan Taehyung duduk menunggu di pinggir ranjang.

Ditatapnya ruangan yang lumayan luas dan tertata rapih itu, banyak buku yang tersusun di rak, aroma ruangan yang menenangkan dan sesuatu menarik perhatian Taehyung.

Bunga mawar itu.

Bunga mawar yang hari demi hari kehilangan setiap kelopaknya.

Ada surat di sampingnya.

Taehyung penasaran dan berniat untuk membukanya, tapi gagal karna Yoora sudah keluar dari kamar mandi.

"Kau mau ku obati di bawah?"
Tanya Taehyung.

"Emm..."

Yoora mengangguk pelan.

Mereka akhirnya turun dan kembali ke sofa.

Taehyung memeriksa luka Yoora, pelipisnya robek hingga selalu mengeluarkan darah sedangkan darah dari mulutnya berasal dari gusi dan ujung bibir nya.

"Sebaiknya kita ke dokter, luka mu perlu di jahit."

Taehyung menyarankan Yoora untuk ke dokter karna pelipisnya memang robek.

"Ahh, aku tidak mau.."
Yoora menolak sambil memegang kepalanya.

"Tap--"

"Kau hanya perlu membersihkannya lalu menutupnya dengan perban."
Yoora memotong kalimat Taehyung.

Taehyung menarik nafas dalam, Yoora benar-benar keras kepala.

"Geurae, dimana kotak obatnya."
Tanya Taehyung.

Yoora menunjukkan tempatnya dengan telunjuknya.

Taehyung bangkit dan bergegas mengambilnya.



"Kemari.."

Taehyung duduk di samping Yoora dan menepuk-nepuk pahanya.

Yoora mengerti, ia pun berbaring di atas pangkuan Taehyung.

Dengan hati-hati, Taehyung membersihkan luka Yoora, beberapa kali Yoora meringis kesakitan dan beberapa kali juga Taehyung meminta maaf.

Selesai, perban sudah di rekatkan dan wajah Yoora sudah bersih dari darah.

Taehyung menatap Yoora yang mungkin tertidur, karna ia menutup matanya.

Di pandanginya wajah Yoora yang penuh lebam, sudut bibirnya yang merah karna terluka, pelipisnya yang bengkak dan matanya yang sembab karna menangis ketakutan.

'Bagaimana mungkin aku seorang lelaki, tidak mampu melindungi mu. Bagaimana bisa aku terlambat dan membuatmu seperti ini? Mengapa bukan aku saja?'

Taehyung bergumam dalam hatinya.

...

"Yoora-ya, aku tidak tau kau mendengarku atau tidak saat ini."

"Yang ku lihat, sekarang kau sedang menutup matamu, mungkin kau tidur."

Taehyung terdiam beberapa saat.




"Kenapa kau begitu ceroboh? Kau seorang gadis yang ceroboh."
Taehyung membelai lembut rambut Yoora.



"Kau tau? Setiap apa yang terjadi padamu, membuat dadaku sesak."




"Saat kau tenggelam, aku begitu takut kehilangan mu."

"Entah sejak kapan aku merasa takut seperti ini."




"Saat kau terjatuh dari tangga, aku juga takut. Aku takut tidak bisa adu cepat lagi dengan mu saat naik ke rooftop, meski ku tau, aku yang selalu sampai duluan."

Suara Taehyung mulai bergetar.
Sesekali ia mengatur nafas dan melanjutkan.


"Maafkan aku karna aku licik."
Taehyung tersenyum kecil.



Licik?



Dia kembali terdiam dan menatap Yoora beberapa saat.

"Dan sekarang....... hati ku hancur, hatiku sangat hancur, saat melihatmu seperti ini."

Terlihat, air mata mulai menggenang di pelupuk mata Taehyung.


"Aku tidak tau, kau merasakan hal yang sama denganku atau tidak."



"Aku hanya bisa berdoa....."



"Jika suatu saat kau merasakan hal yang sama denganku, aku harap kau tidak pernah menyesalinya."


Menyesali?



"Beristirahatlah, semoga lekas membaik."

Taehyung bangkit dan membawa Yoora ke kamarnya.

Diraihnya selimut dan menggelarnya di atas tubuh Yoora.

Perlahan ia mendekati Yoora dan mengecup lembut kening Yoora.

Sesaat kemudiam ia berbalik dan pulang.

...

Di kamar, Yoora membuka kedua matanya dan perlahan air mata mengalir di pipinya.


"Kim Taehyung."



Bisiknya.

-tbc-

Hayo, nih si Tae baper apa curhat? Wkwkk

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang