Jam setengah tujuh pagi. Eleanor mengeringkan rambutnya yang basah. Ia pun membuka lemarinya dan mengambil pakaiannya untuk ia kenakan.
Ia pun telah selesai berpakaian. Ia pun mengoleskan tipis bedak di wajahnya. Ia pun hanya menggunakan minyak bibir yang berwarna merah muda.
Bel dirumahnya pun berbunyi. Eleanor pun langsung tersenyum. Ia mengambil tas kecilnya yang didalamnya hanya ada ponsel, tissue, dompet dan sisir. Ia pun menuruni tangga.
"Sudah siap?" tanya orang itu ketika Eleanor membukakannya pintu.
Eleanor mengangguk tersenyum dan menatap Louis yang tersenyum padanya. Eleanor pun mengunci pintu rumahnya. Dan ia pun masuk ke dalam mobil Louis.
Sepanjang perjalanan, Eleanor hanya sibuk melihat pemandangan kota London di pagi hari. Sementara Louis sibuk menyetir.
"Kita mau kemana?" tanya Eleanor memecah keheningan.
"Nanti kau akan tahu. Yang jelas, kau pasti akan menyukainya." kata Louis sambil tersenyum.
"Baiklah." ujar Eleanor mengangguk. Ia pun akhirnya menikmati perjalanan ini. Ia pun tersadar kalau mereka sudah tak berada lagi di dalam kota. Mereka sekarang melewati semacam lahan pedesaan. Mungkin sebagian orang jarang berada disini. Eleanor sangat mengagumi pemandangan yang ada di tempatnya.
Mereka pun sudah sampai di sebuah padang ilalang yang sangat cantik.
"Wow, ini sangat indah." kata Eleanor ketika turun dari mobil sambil merentangkan tangannya."Aku tahu, kau pasti suka tempat ini. Bukannya, tempat ini adalah salah satu tempat favoritmu?" tanya Louis.
"Kau benar. Kau masih saja mengingatnya." kata Eleanor sambil tersenyum.
Mereka berdua pun berjalan diantara ilalang itu dengan hembusan angin yang cukup kuat. Angin itu menyebabkan rambut Eleanor jadi berantakan dan akhirnya menerpa muka Louis yang ada di belakang Eleanor. Louis hanya tersenyum melihat Eleanor yang berada di depannya itu.
"Ele, lihat!" kata Louis. Orang yang dipanggil pun menoleh. Eleanor pun mendekati Louis dan mengikuti arah pandang pria itu.
"Kenapa, Lou?" tanya Eleanor.
"Itu dandelion." seru Louis.
"Oh, iya! Dulu kita sering bermain bunga itu, lau meniupnya bersama dan melihat serpihan bunga itu terbang ke langit." kata Eleanor sumringah.
"Kau benar. Kau tunggu di sini." kata Louis. Eleanor pun mengangguk dan melihat Louis yang memetik 2 tangkai dandelion itu.
Louis pun kembali dan memberikan satunya ke Eleanor. Eleanor pun menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Now [COMPLETED]
Fanfiction'Walau kini ia sudah jadi artis, namun sifanya tidak berubah. Ia tetap orang yang ku kenal dulu.' -Eleanor Jane Calder- 'Aku akhirnya bertemu lagi dengannya, dia yang mempunyai senyuman manis itu. Jika dia tersenyum, aku bahagia.' -Louis William Tom...