empat puluh lima

976 84 0
                                    

Eleanor's POV

Hari ini, aku dipanggil manager kantorku dulu, tempatku bekerja bersama Max, Megan, dan Alana.

"Ada apa, El? Kenapa dia memanggilmu?" tanya Megan ketika aku keluar dari ruangan.

Aku menghela nafasku. "Dia menawari aku untuk kembali bekerja."

"Terus? Kau jawab apa?" tanya Alana.

Aku menunduk. "Aku jawab...." aku berhenti sejenak. "Iya."

"Sudah kudu--... whaatt??? Ka-kau kerja lagi disini??!!!" tanya Max.

"Iya. Aku bekerja lagi disini mulai besok." ujarku tersenyum.

Mereka semua memelukku secara bergantian. Aku sangat bersyukur pekerjaanku bisa kembali.

Fyi, ternyata setahun yang lalu Danielle, yang merebut posisiku dipecat. Aku tidak tahu harus senang atau tidak. Yang penting, aku bisa kerja disini lagi.

"El, sepertinya kau harus pulang. Louis sudah menunggumu." ujar Megan.

Aku menoleh dan melihat Louis yang sudah menungguku.

"Aku senang kau berbaikan lagi dengan Louis. Aku harap, ia tidak menyakitimu lagi." kata Alana.

Aku hanya tersenyum. "Ok, guys. See you!"

.

"El?"

Aku menoleh. "Ya?"

"Aku ada sesuatu untukmu." ujar Louis.

Aku tersenyum. "Sama. Aku juga ingin memberitahumu sesuatu."

"Kalau begitu, kita ke Starbucks saja. Bagaimana?" tanya Louis. "Supaya nyaman untuk bercerita."

Aku mengangguk. "Ide bagus. Tapi, bukankah besok kau harus konser di O2? Kau tidak latihan?"

"Aku baru saja selesai. Dan, aku langsung menjemputmu di kantormu." jawab Louis.

.

"Baiklah. Apa yang ingin kau bicarakan?" tanyan Louis ketika minuman kami sudah tersaji.

"Baiklah." Aku menghela nafasku. "Aku mendapatkan pekerjaan lamaku."

Aku melihat Louis terkejut. "Really? Akhirnya. Aku turut senang. Dan, bagaimana bisa kau kembali? Apa yang bos mu katakan?"

"Dia hanya berkata, bahwa ia sangat ingin aku bekerja dengannya lagi. Terus, aku baru tahu kalau Danielle dipecat. Ia ingin agar aku menempati posisiku kembali seperti dulu." jelasku. "Dan, kau? Kau bilang ingin memberiku sesuatu?"

"Oh, ya! Aku hampir lupa. Tunggu. Barangnya ada di mobil." Louis pergi mengambil sesuatu di mobilnya.

"Ini dia." ujarnya.

Aku menatap barang yang ia bawa. "Buku? Buku diary?" tanyaku.

"Coba kau lihat." ujar Louis. "Buka bukunya."

Aku membuka bukunya. Dan.... "As-ta-ga. K-kau yang membuatnya?"

"Umm... Yes. Tapi, aku dibantu dengan the Girls." ujar Louis. "Kau suka?"

"Sangat. Aku sangat menyukainya." ujarku sambil menatap buku itu, yang tak lain adalah scrapbook yang isinya kenangan aku dan Louis.

"Aku tahu, ini tak seperti scrapbook yang dulu. Aku hanya mengambil semua foto yang lama dan menambahkan beberapa foto baru. Dan, aku mengikuti tulisan yang ada di scrapbook lama. Dan, aku minta maaf jika tak sesuai dengan-"

"Louis, kau tal perlu minta maaf. Aku sangat senang karena kau telah membuat ini untukku. Aku harap, kita bisa menjaga buku ini bersama-sama." ujarku tersenyum.

Right Now [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang