Eleanor sedang mengurus muridnya yang sedang fitting kostum untuk drama mereka. Pementasan tinggal seminggu lagi.
"Bagaimana? Apa tidak ada yang terlalu kebesaran atau kekecilan?" tanya Eleanor.
"Tidak, Miss." ujar mereka serentak.
"Kostumnya sangat nyaman dipakai." ujar anak bernama Jack, yang berperan jadi Nemo.
"Baiklah. Sekarang, kita latihan pakai kostum ini dan semua properti. Supaya minggu depan kita bisa menampilkan yang terbaik." kata Eleanor.
"Okay, Miss." jawab semua murid serentak.
"Baik. Kita mulai. Atur posisi kalian." ujar Eleanor. "Okay, narator. Kita mulai."
"Yes, Miss." ujar Daisy dan Phoebe. Ya, kedua anak itu ditunjuk jadi narator.
Eleanor pun melihat murid-murid latihan dengan serius.
"Hi, nona. Serius sekali."
Eleanor pun tersentak kaget. Ia pun cepat-cepat membalikkan badannya. Ternyata...
"L-Louiss??? K-kauu???" tanya Eleanor.
"Terkejut? Akhirnya aku berhasil mengejutkanmu." tawa Louis.
"Astaga, Lou kau benar-benar membuatku kaget. Kau sangat menyebalkan." gerutu Eleanor.
Louis tertawa. "Sorry, El. Aku hanya bercanda."
"Okay. Kau kemari untuk apa?" tanya Eleanor yang pandangannya kembali ke murid-murid.
"Bertemu denganmu" jawab Louis tanpa sadar.
Eleanor berbalik. "Apa? Kau bilang apa?"
Louis terkejut. Ia pun jadi bingung. "E-eh, maksudnya bukan itu. Aku ingin menjemput adik-adikku. Ya, Daisy dan Phoebe."
"Mereka masih latihan. Lagipula, ini belum jam pulang sekolah. Dan, bagaimana caramu bisa masuk?" tanya Eleanor. "Apa kau tidak ditahan sama security dan guru piket?"
Louis terkekeh. "Butuh perjuangan. Pertama, security mengizinkan aku jika aku menandatangani kaos One Direction anaknya dan berfoto sama anaknya yang kebetulan ada disitu. Kedua, aku harus mengikuti kemauan guru piket untuk foto bareng sama dia. Bukan hanya satu, tapi semua guru. Ketiga, aku bertemu dengan kepala sekolah. Dia memintaku untuk foto bersama dengannya."
Eleanor mendengar penjelasan Louis. "Segitunya? Wow. Ternyata seorang Louis William Tomlinson, personil One Direction rela melakukan apapun agar keinginannya terpenuhi."
"Ya, begitulah." jawab Louis santai. "Oh ya, kau sudah lihat twitter?"
"Belum. Memangnya, ada apa?" tanya Eleanor.
"Fans komentar foto yang kemarin. Ia bertanya, apakah aku berpacaran dengan kamu." kata Louis.
"Oh, cuma itu? Kau jawab saja tidak dan berkata, kau dan aku hanya sahabat." ujar Eleanor.
"Ya, aku memang jawab itu. Tapi, bukan seperti yang kau bilang." kata Louis.
"Memangnya, apa yang kau jawab?" tanya Eleanor.
"Aku jawab, aku dan kau tidak berpacaran. Tapi, nanti." jawab Louis santai.
Eleanor melotot. "Whattt???!!! Kauu jawab begituu?? Oh my Godd! Louis William Tomlinson, apa kau sudah gila? Kau membuat semuanya tambah sulit. Aku tak tahu apa yang harus aku perbuat."
Sementara Eleanor mengoceh, Louis pun tertawa.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Eleanor.
"Astaga, El. Kau harus melihat wajahmu sekarang. Sangat lucu." kata Louis. "Aku hanya bercanda, Eleanor Jane Calder. Memang ada pertanyaan seperti itu. Tapi, aku menjawab persis yang kau bilang. Kau kena jebakanku, Eleanor."
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Now [COMPLETED]
Fanfiction'Walau kini ia sudah jadi artis, namun sifanya tidak berubah. Ia tetap orang yang ku kenal dulu.' -Eleanor Jane Calder- 'Aku akhirnya bertemu lagi dengannya, dia yang mempunyai senyuman manis itu. Jika dia tersenyum, aku bahagia.' -Louis William Tom...