Eleanor POV
Aku terbangun karena bunyi jam beker dari meja kecil samping ranjangku. Aku mematikan jam beker lalu beranjak menuju kamar mandi, tapi aku mendengar suara ponselku. Aku melihat nama yang tertera di layar. Aku tersenyum lalu mengangkatnya.
"Good morning my love.."
"Good morning too my boo bear." Louis menelponku di pagi hari membuatku sangat senang.
"Kau hari ini mengajar atau bekerja?"
"Keduanya. Hari ini aku mengajar dan pulangnya aku kerja."
"Baiklah. Aku akan menemanimu hari ini. Aku akan menjemputmu."
"Okay. Aku tunggu."
"I love you.."
"I love you too..."
Kami mengakhiri perbincangan kami. Aku pun segera masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah mandi, aku berpakaian dan turun ke bawah. Aku melihat Mom dan Dad sudah menungguku dibawah. Dan, Bruce juga. Dia sedang menikmati sarapan paginya yang disiapkan oleh Mom.
"Good morning, Dad, Mom." sapaku ceria.
"Good morning. Kau kelihatan senang sekali." goda Dad. Aku hanya tersenyum lalu memakan pancake buatan Mom.
"Pasti karena efek dinner bersama Louis semalam." ujar Mom lagi membuatku blushing.
"Wow, ada apa ini? Apakah kau sudah..." ujar Dad menggantungkan ucapannya.
"Pacaran dengan Louis?" sambung Mom. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Wow, El. Akhirnya kau sudah punya pacar. Kami tak perlu lagi mencarikanmu jodoh... dan calon suami." tertawa Dad. Aku hanya tersenyum mendengar kata Dad ku.
Bunyi bel pun terdengar. Mom pergi membukakan pintu. Aku pun mengira itu Louis. Dan, tebakanku ternyata...
"Good morning, Mr. Calder." sapa Louis.
"Good morning, Louis. Jangan panggil aku dengan Mr, itu terlalu resmi. Kau panggil saja Dad." ujar Dad.
"Iya, Louis. Dan kau panggil saja Mom. Bukankah kau dulu sering memanggil kami dengan sebutan itu?" tanya Mom membuat Louis tersenyum.
"El, ajak Louis makan." ujar Dad. Aku pun bangkit berdiri dan menarik tangan Louis untuk duduk disebelahku. Aku pun menyiapkan pancake dan menyajikannya untuk Louis.
Kami pun sarapan sambil berbincang. Dad dan Louis membahas soal dunia sepak bola. Biasa, laki-laki.
"Mom, Dad. Aku harus pergi sekarang." ujarku sambil melihat jam tanganku. Aku pun bangkit berdiri dan diikuti Louis. Kami berdua pun berpamitan. Ketika aku ingin masuk ke mobil, Louis membukakanku pintu. Lalu Louis masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya.
"Ele?" panggil Louis mengejutkanku karena tadi aku hanya mendengarkan lagu Photograph by Edd Sheeran.
"Ya??" tanyaku sambil menatapnya.
"Gak jadi." ujar Louis sambil tersenyum.
"Louiss, cepat katakan. Aku tahu kau ingin bilang sesuatu." kataku cemberut.
"Haha, kau menggemaskan saat cemberut." goda Louis yang membuat pipiku blushing.
"Ada yang blushing nih.." ujar Louis. Aku pun mencubit lengannya.
"Aw, sayang. Sakit.." gerutu Louis.
'Kalau begitu berhentilah menggodaku." ujarku. Louis pun tersenyum dan mengacak rambutnya.
"Okay, okay." angguk Louis. Kami pun sampai di sekolah. Aku pun membuka pintu mobil, tapi Louis menahan tanganku.
Aku berbalik dan ia pun mencium keningku. "Semoga harimu menyenangkan. I love you."
Aku pun tersenyum. "Kau juga. I love you too." Aku pun keluar dari mobil dan masuk ke sekolah.
Author POV
Ketika sedang istirahat sekolah, Eleanor pun duduk di koridor sekolah. Tiba-tiba...
"Eleanor!" panggil seseorang. Yang dipanggil menoleh.
"Sierra???" ujar Eleanor tak percaya.
"Ele, apakah yang di beritakan itu benar??" tanya Sierra.
"Aku tak mengerti maksudmu." ujar Eleanor.
Sierra mengeluarkan ponselnya. Ia menunjukkan sebuah berita tentang Eleanor dan Louis dinner semalaman. Dan mereka dikabarkan sudah resmi jadi sepasang kekasih.
"Apa ini benar?? Kau dan Louis sudah pacaran??" tanyanya.
Eleanor mengangguk. "Ya. Aku dan Louis sudah pacaran."
'El, kau tahu aku menyukai Louis. Tapi, kenapa kau malah jadian dengannya??" tanya Sierra.
"Aku dan Louis saling mencintai. Dan, kami memutuskan untuk berpacaran. Apakah itu salah?" tanya Eleanor.
"Ya. Kau secara tidak langsung menyakiti hatiku. Aku suka sama Louis. Dan kau merebutnya dariku." ujar Sierra.
"Sierra, tolong diamlah. Aku akan mengajar sebentar lagi. Jadi, kumohon kau pergilah." ujar Eleanor. Ia pun meninggalkan Sierra.
'Eleanor Jane Calder. Kau telah berurusan dengan Eleanor Sierra Lionel. Aku tak segan-segan menghancurkanmu." batin Sierra.
~~~~
"El, kita makan siang yuk. Habis itu kau baru ke kantor." ujar Louis. Eleanor hanya mengangguk. Ia terpikir perkataan Sierra tadi.
"Sayang, kau kenapa??" tanya Louis.
"Aku tak apa-apa. Aku hanya lapar." ujar Eleanor.
"Umm, baiklah. Tapi, kau tak ada masalah kan??' tanya Louis.
Eleanor menggeleng. "Maaf, Louis. Aku terpaksa membohongimu."
"Kita makan dimana?" tanya Louis.
"Nandos. Aku ingin makan disana." ujar Eleanor.
"Baiklah. Kau ternyata suka Nandos juga. Seperti Niall." ujar Louis.
"Berarti kemungkinan kita bertemu dengannya di Nandos." ujar Eleanor.
"Ya, mungkin saja.." kata Louis.
Mereka pun sampai di Nandos. Ketika mereka masuk, ternyata...
'Eleanor! Louis!" panggil seseorang. Mereka pun berbalik dan melihat Niall, Harry, Barbara dan Liam.
Eleanor dan Louis pun menghampiri mereka. 'Ciee... ada pasangan baru nih." goda Barbara.
Louis dan Eleanor hanya tersenyum. "Berarti kalian berdua harus traktir kami. Kebetulan aku sangat lapar." kata Niall.
"Yap, Niall betul." ujar Liam.
"Yayaya... terserah apa kata kalian." jawab Louis.
Mereka pun memesan makanan. Dan, mereka pun berbincang-bincang. Tak terasa, sudah sejam lebih mereka disana.
"Umm... Louis. Aku harus ke kantor sekarang." ujar Eleanor.
"Aku akan bayar dulu." ujar Louis.
'Louis, bukan hanya kau. Kita berdua." ujar Eleanor.
"Tidak, Eleanor. Aku saja yang membayarnya." ujar Louis. Tak lama, Louis pun selesai membayar.
"Guys, aku harus ke kantor dulu ya." ujar Eleanor.
"Thanks ya atas traktirannya." kata Harry. 'Sering sering saja kayak begini."
Semuanya pun tertawa. Mereka berduapum meninggalkan Nandos.____________________
Maaf, kependekan ya... dan maaf kalau gaje... Btw, cek works aku ya.. aku buat cerita judulnya 'You and I'. Thank you...
Dan jgn lp vomments untuk cerita ini.N.B : Vote ++40 aku next. Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Now [COMPLETED]
Fanfiction'Walau kini ia sudah jadi artis, namun sifanya tidak berubah. Ia tetap orang yang ku kenal dulu.' -Eleanor Jane Calder- 'Aku akhirnya bertemu lagi dengannya, dia yang mempunyai senyuman manis itu. Jika dia tersenyum, aku bahagia.' -Louis William Tom...