lima belas

736 89 2
                                    

"Pet shop??" tanya Eleanor ketika sudah sampai di sebuah bangunan yang lumayan besar.

"Iya. Ini milik Jack, teman lamaku. Yuk kita masuk." ujar Louis disertai anggukan Eleanor.

Mereka berdua pun masuk. Ketika mereka masuk, mereka disambut dengan suara anjing lebih dari sepuluh.

"Hei, lihat siapa yang datang. Louis!" ujar pria yang memakai nametag bertuliskan 'Jack'.

"Hi, Jack. Lama tak jumpa. Kau tambah tampan." ujar Louis. Mereka dua pun berpelukan.

"Hahaha! Kau juga tambah tampan, Louis. Kau hebat sekarang. Aku sering melihatmu di TV. Dan... well.. siapa yang disampingmu?" tanya Jack.

"Jack, perkenalkan ini Eleanor. Eleanor, perkenalkan ini Jack." ujar Louis.

"Jack Thomas." ujar Jack.

"Eleanor Calder." ujar Jack.

"Eleanor? Wait, bukankah dia teman masa kecilmu yang sering kau ceritakan dulu? Dan bukankah kalian pernah digosipkan pacaran?" tanya Jack.

"Ya, kau benar Jack." ujar Louis. "Oh ya. Eleanor sangat menyukai anjing. Bisa kau tunjukkan anjing yang paling bagus disini??"

"Well, semuanya bagus. Silahkan lihat semua anjing di sini." ujar Jack. "Merry, tolong temani gadis ini melihat anjing."

Merry, pegawai Jack langsung mengangguk dan menemani Eleanor.

"So, kau membelikannya anjing disini?" tanya Jack.

"Ya, kau benar. Ia sangat merindukan anjingnya dulu, yang ia dan aku temukan dulu." ujar Louis. "Jadi, aku mau memberinya seekor anjing supaya ia tak sedih lagi."

"Hoaa... wait. Kau menyukainya??" tanya Jack pelan.

"Yes, i like her. And... i fall in love with her." ujar Louis.

"Kau mencintainya? Kenapa kau tak ungkapkan perasaanmu?" tanya Jack.

"Aku ingin, tapi... aku takut ia hanya menganggapku hanya sebagai sahabat. Dan, aku takut persahabatan kami hancur karena aku mencintainya." ujar Louis.

"Kau terjebak dalan friendzone. Aku rasa.. ia juga memiliki perasaan yang sama denganmu." ujar Jack.

"Benarkah?" tanya Louis.

"Aku tahu karena aku punya seorang kakak dan adik perempuan. Aku tahu gerak gerik ketika mereka menyukai seorang pria. Dan, hal itu yang terjadi pada Eleanor. Dan, aku kira kau punya saudara perempuan. Seharusnya kau tahu, Louis." ujar Jack.

"Sebut saja aku kurang peka." ujar Louis.

Pembicaraan mereka terhenti ketika Eleanor kembali dengan seekor anjing lucu di belakangnya.

"Mr. Jack, anjing ini mengikuti Eleanor terus. Aku rasa, ia menyukai Eleanor." ujar Merry.

Eleanor pun menggendong anjing itu. "Aku sangat menyukai anjing ini. Ia hampir mirip seperti Bruce."

"Berapa harga anjing itu, Jack?" tanya Louis berbisik pada Jack. Jack pun mengantarnya ke meja kasir tanpa Eleanor sadari.

'Well, Eleanor. Tolong jaga anjing itu baik-baik." ujar Jack.

Eleanor heran. "Maksudnya?"

"Anjing ini milikmu. Kau boleh membawanya pulang." ujar Jack.

"Tapi aku tak membelinya." ujar Eleanor.

"Tapi sahabatmu yang membelikannya." ujar Jack sambil melirik Louis.

"Louis?" panggil Eleanor. "Kau yang membeli anjing ini?"

"Iya, El. Dan, Jack kami pulang dulu. Terima kasih, Jack." ujar Louis.

"Thanks, Jack." ujar Eleanor.

"Jangan berterima kasih padaku. Berterima kasihlah pada Louis. Kau sangat beruntung jika mempunyai pacar seperti Louis." ujar Jack lalu disusul pukulan ringan dari Louis.

"Jacckk...."desis Louis.

Mereka pun keluar dari pet shop itu dan masuk ke mobil. Louis pun menjalankan mobilnya.

"Louis..." panggil Eleanor.

"Ya??" tanya Louis.

"Terima kasih. Aku tak tahu harus membalas apa atas kebaikanmu. Tapi, aku akan mengganti uangmu. Aku jan-"

Ucapan Eleanor terhenti karena Louis memberhentikan mobilnya. Louis merapatkan jari telunjuknya ke bibir Eleanor.

"Kau tak perlu mengganti uangku. Kalau kau mau menggantinya, cukup menjaga Bruce untukku." ujar Louis sambil melirik anjing yang tidur di belakangnya.

Eleanor mengangguk dan tersenyum. "Aku janji Louis."

Mereka pun saling menatap cukup lama. Perlahan-lahan tatapan mereka sangat dalam. Mereka sama sama merasakan detak jantung mereka. Berusaha agar tak didengar siapapun.

Tanpa disadari, jarak kepala mereka hanya tinggal beberapa centi saja. Dan, hidung mereka pun bertemu. Ketika bibir mereka hampir mendekat... dan....

Kringgg!!!

Suara ponsel Louis berbunyi yang mengejutkan keduanya. Mereka langsung menjauhkan dirinya. Louis pun segera menganggkat teleponnya. Dari Harry.

"Ya, Harry??"

"....."

"Baiklah. Aku akan kesana." ujar Louis lalu mematikan ponselnya.

"El, aku ada rapat bersama the boys di kantor Modest!." ujar Louis.

"Kalau begitu, aku pulang sendiri saja." ujar Eleanor.

"Jangan. Aku akan mengantarmu dan Bruce sampai ke rumahmu. Baru aku akan pergi rapat." ujar Louis. Eleanor hanya mengangguk.

Mereka pun hanya fokus dengan pikiran masing-masing tentang kejadian tadi. Tanpa mereka sadari, keduanya blushing.

__________________

Ekhemm.. ada yang blushing nihh...

Jgn lp vommentsnya. Jangan jadi sider ya..

Thank you!

Right Now [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang