empat puluh dua

711 85 27
                                    

Eleanor's PoV

Well, sudah 14 hari the boys beserta istri mereka, kecuali Louis, menghabiskan waktu liburan mereka. Artinya dua minggu lagi mereka ada disini.

Dan, aku merasa seperti tinggal di London. Aku tidak kesepian lagi. Selalu saja ada keributan yang mereka buat. Mulai dari the girls yang ngidam aneh-aneh dan membuat the boys dan aku tentunya merasa pusing.

Fyi, seminggu yang lalu Celine sedang mengandung anaknya bersama Niall. Itu bagus.

Dan, soal aku dan Louis. Aku masih sering menghindarinya. Walau aku ingin membangun hubungan pertemanan dengannya lagi, namun aku tak bisa. Selama ini kami hanya saling menyapa 'hai', 'selamat pagi', 'apa kabar', dan sebagainya.

Hari ini hari libur. So, aku ingin bersantai sejenak.

Ponselku bergetar. Aku mengeceknya ternyata ada telepon dari Mom.

"Hi, Mom! I miss you so much."

"Hi, sweetie. I miss you so much too. Well, bagaimana kabarmu?"

"Baik. Mom dan Dad?" tanyaku.

"Kami baik. Dan, Dad lagi menjalankan mobilnya menuju tempat dimana kau berada."

Mataku melebar. "Oh my God! Mom dan Dad kesini? Aku sangat senang!"

"Oh ya. Dan, bukan hanya kami yang datang. Tapi orang tua dan adik-adik Louis juga datang."

Aku mengangguk. "Itu bagus. Aku akan menunggu kalian."

"Okay, El. See you."

"See you."

Aku menutup ponselku dan...

"Eleanor!"

Aku menoleh dan melihat Louis masuk ke kamarku dan berjalan ke arahku.

"Ada apa?" tanyaku.

"Mulai sekarang, kau jangan bergaul lagi dengan Willy dan Lizy. Mereka mengkhianatimu." ujar Louis.

"What do you mean, Louis? Kau jangan asal bicara." jawabku emosi.

"Aku tadi jalan-jalan. Dan, aku melihat Willy dan Lizy berciuman dan.... aku mendengar kalau mereka saling mengucapkan 'I love you' dan mereka berpelukan." jelas Louis.

"Kau sedang tak bercanda?" tanyaku.

"Mana mungkin aku bohong. Aku melihatnya." jawab Louis.

"Kau cemburu?" tanyaku.

"Eh? Seharusnya aku yang tanya itu ke kau, Eleanor. Aku tahu kau menyukai Willy, jadi kau pasti cemburu mendengar kalau mereka berdua jadian." jelas Louis.

Aku tertawa.

"Louis, kau.. kenapa kau berpikir seperti itu?" tanyaku dan aku meredakan tawaku.
"Aku dan Willy hanya berteman. Dan, selama ini aku sering bersamanya karena ia memintaku membantunya agar ia jadian dengan Lizy. Willy memberitahu aku bahwa ia mencintai Lizy. Dan, Lizy juga memberitahuku kalau ia mencintai Willy. Mereka tak mau mengungkapkan perasaan mereka karena mereka takut jika salah satunya akan menjauh. Mereka sudah bersahabat sejak kecil, jauh sebelum aku mengenal mereka. So, aku membantu mereka."

Louis mengangguk. "So, kau tidak menyukai Willy?"

Aku menggeleng. "Tidak. Dan, ka-"

Aku menghentikan ucapanku karena Louis langsung memelukku. Aku menegang di pelukannya. Sudah lama aku tak berada diposisi seperti ini.

Louis melepaskan pelukannya. Dan, ia menatap sesuatu dibelakangku.

"Sepertinya, aku mengenal buku itu." ujar Louis.

Right Now [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang