Eleanor's POV
Aku mengambil cangkir berisi teh hangat lalu meneguknya sedikit. Air mataku sudah habis, tapi aku masih terisak.
"Sudahlah, Eleanor. Jangan menangis."
Mom Joannah memelukku, aku terdiam di pelukannya.Setelah bertemu dengan Lottie tadi, ia mengajakku pulang ke rumahnya. Awalnya aku tak mau, tapi ia bersikeras. Akhirnya, aku mengikutinya. Lagipula, ini sudah larut malam. Aku tak tahu mau kemana lagi.
Di ruangan ini, hanya ada aku, Mom Joannah, Dad Daniel, Lottie dan Fizzy. Yang lainnya sudah tidur.
"Sekarang, ceritakan apa yang terjadi padamu." ujar Daniel. Waktu aku sampai, aku belum menjelaskan apapun karena aku masih menangis. Akhirnya Fizzy segera membuatkanku teh hangat.
"Orang tuaku yang sekarang, bukanlah orang tua kandungku." ujarku membuka cerita.
"Orang tua kandungku telah dibunuh karena terlilit utang. Waktu itu aku berusia 6 bulan. Aku dititipkan di orang tuaku yang sekarang. Aku tak percaya kalau mereka menyembunyikan hal ini padaku. A-aku... tidak tahu harus berbuat apa lagi. Akhirnya, hal pertama yang melintas di pikiranku adalah pergi dari rumah."
"Jadi, kau sekarang tinggal dimana?" tanya Joannah.
"Aku tak tahu. Mungkin aku akan mencari apartemen." ujarku.
"Begini saja. Kau lebih baik tinggal disini saja." ujar Daniel.
"Terima kasih. Tapi, aku tak mau merepotkan kalian." ujarku.
"Kau tidak merepotkan kami. Kau sudah aku anggap seperti anakku. Jadi, kau tak perlu merasa seperti itu." ujar Joannah.
"Thankyou." ujarku tersenyum.
"Berarti, El tidur di kamar Louis." ujar Fizzy.
"Ya. El, tidak apa-apa kalau kau tidur di kamar Louis kan?" tanya Joannah.
"Tidak apa-apa, Mom." jawabku.
Aku diantar Lottie dan Fizzy ke kamar Louis. Ternyata kamar Louis rapi.
"Ini kami yang merapikannya. Kalau Louis tinggal di sini, kamarnya seperti kapal pecah." ujar Fizzy.
Aku tersenyum mendengar ucapan mereka.
"Nah, sekarang kau tidurlah di sini. Anggaplah kamar sendiri." ujar Lottie. "Kalau Louis pulang, kau tak usah khawatir. Biar kami yang mengurusnya."
Aku mengangguk dan tersenyum. Mereka berdua pergi meninggalkanku. Aku duduk di tempat tidur. Aku melihat di dinding banyak sekali foto. Mulai dari foto Louis bersama kedua orang tuanya, bersama Lottie, Fizzy, Daisy dan Phoebe, Ernest dan Doris, mereka 7 bersaudara dan foto keluarga mereka. Keluarga Louis sangatlah lengkap.
Dan, aku melihat meja kecil di sampimg tempat tidur. Aku melihat ada bingkai foto di sana. Dan, bingkai foto itu ternyata fotoku bersama Louis ketika kami di restoran, baru saja resmi menjadi sepasang kekasih.
Dan, aku melihat buku yang aku berikan kepada Louis. Aku tersenyum dan membuka buku itu. Semua isinya masih sama, namun ada yang baru.
Louis menambahkan foto selfie milikku yang aku post di instagram. Lalu aku juga melihat sebuah tulisan yang membuatku.. terharu.
'I miss everything we do.
I'm half a heart without you.'Aku tersenyum membaca tulisan itu. Lalu, tulisan berikutnya.
'I'm broken, do you hear me?
I'm blinded, 'cause you are everything I see,
I'm dancin' alone, I'm praying,
That your heart will just turn around'

KAMU SEDANG MEMBACA
Right Now [COMPLETED]
Фанфик'Walau kini ia sudah jadi artis, namun sifanya tidak berubah. Ia tetap orang yang ku kenal dulu.' -Eleanor Jane Calder- 'Aku akhirnya bertemu lagi dengannya, dia yang mempunyai senyuman manis itu. Jika dia tersenyum, aku bahagia.' -Louis William Tom...