Eleanor's POV
Aku tak percaya ini!!!
Aku baru meninggalkan Louis hanya sehari saja dan sudah ada gosip kalau ia dekat sama Sierra.
Oh, aku tentu saja mengenal perempuan itu. Itu Sierra! Perempuan yang sekaramg masih aku benci. Aku ingin membunuhnya!
Okay, aku mulai psikopat.
Aku mulai merogoh saku celanaku. Aku yakin benda itu ada di saku celanaku. Karena, entah mengapa aku memasukkannya tadi di saku celanaku untuk jaga-jaga.
Aku pun mendapatkan benda yang aku maksud. Aku pun mulai menyalakan pemantik api dan membakar ujung batang tembakau yang mematikan itu.
Aku sudah tidak merokok lagi sejak tahun lalu, ketika aku masuk rumah sakit. Orang tuaku menyita rokokku dan melarangku untuk tidak merokok lagi. Waktu itu, aku merokok karena kondisiku waktu itu lagi stress.
Dan, sekarang aku lagi stress. Jadi, aku merokok. Semoga saja tak ada yang tahu.
"Eleanor? Kau merokok lagi???"
Terdengar suara Max dari luar. Aku mengacuhkannya.
"Oh, Eleanor! Jangan bawa aku dalam masalah! Hentikan kegiatan merokokmu! Orangtuamu akan membunuhku jika mereka tahu kau merokok lagi dan aku ada bersamamu." ujar Max. "Aku mohon, El."
Tak terasa, satu batang pun habis. Aku ingin membakar batang kedua, tetapi...
"Eleanor! Ponselmu berbunyi!" teriak Megan.
"Angkat saja! Aku tak mau berbicara dengan siapapun" teriakku tak kalah kencang.
"Oh, c'mon Eleanor! Kau tak bisa terusan seperti ini." ujar Megan. "Please, Eleanor. Aku peduli padamu. Aku tak mau kau terpuruk karena hal ini."
Terpuruk? Ya, aku sangat dan sangat terpuruk.
"El, keluarlah sekarang dan angkat teleponmu! Atau aku akan mendrobrak pintu ini." ujar Max.
Aku memutar bola mataku. "Okay! Fine!"
Aku pun langsung keluar dan mengambil ponselku dari tangan Megan. Aku duduk di tempat tidur.
Ponselku berdering. Aku langsung mengangkatnya tanpa melihat nama yang tertera di layar.
"Cepat katakan apa tujuanmu menelponku." ujarku tanpa mengucapkan 'halo' terlebih dahulu.
'Eleanor, aku ingin berbicara padamu. Kumohon, jangan tutup teleponnya.'
Aku terkejut mendengar suara penelpon itu. Aku sangat hafal suaranya. Aku sangat mencintai pemilik suara ini.
Aku pun mengisyaratkan Max dan Megan untuk membiarkanku berbicara ditelepon sendirian. Mereka akhirnya mengangguk dan keluar.
"El? Apa kau masih disana?"
Aku mengangguk. "Ya. Ada apa?"
"Aku mohon jangan kau percaya berita yang sekarang menyebar tentangku dan Sierra. Itu hanya sebuah kebetulan. Aku tak sengaja menabraknya hingga ia terjatuh dan kakinya terluka. Ia tak bisa jalan. Jadi aku menggendongnya dan membawanya ke basecamp. Kalau kau tak percaya, tanyalah kepada Harry, Liam dan Niall. Dan, selanjutnya aku memberikannya kotak obat dan aku menyuruhnya mengobati lukanya sendiri."
Aku hanya diam mendengarkan ceritanya. Yang harus aku lakukan sekarang adalah, percaya atau tidak pada ucapannya.
"Haruskah aku mempercayaimu?" tanyaku.
"Iya El. Apa yang aku ceritakan itulah kenyataannya. Aku mohon, kau jangan percaya berita itu. Aku sangat mencintaimu Eleanor. Kau tahu itu." ujarnya. "Kalau kau tak percaya, aku akan datang ke Vegas sekarang dan bertemu denganmu. Atau aku akan teriak di puncak menara Eiffel kalau aku sangat mencintai wanita yang bernama Eleanor Jane Calder. Aku akan melakukan hal apapun sehingga kau percaya kepadaku."
Aku tersenyum mendengar ucapannya. Sungguh, aku tak bisa mengatakan apa lagi. "Aku percaya padamu, Louis. Dan, aku mohon jangan kau buat lagi hal yang membuat kepercayaanku kepadamu menghilang."
"Tak akan, Eleanor. Aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu." ujarku. Aku kini merasakan kelegaan di hatiku. Aku berharap, tak ada lagi masalah yang menghampiri hubunganku bersama Louis.
~~~~~~~
Louis' POV
"Bagaimana, Louis? Dia mempercayaimu?" tanya Liam ketika aku selesai bicara dengan Eleanor.
"Iya, daddy. Dia percaya padaku. Aku harap, tak ada lagi masalah." ujarku.
"Syukurlah. Dan, sekarang kau harus mengkonfirmasi kepada semua orang kalau kau dan Eleanor baik-baik saja." ujar Harry.
"Dengan cara apa, mate?" tanyaku.
"Kau posting sesuatu di twitter. Bilang kalau kau dan dia baik baik saja." ujar Niall sambil memakan chipsnya.
Aku tersenyum lalu membuka aplikasi twitterku. Aku pun menuliskan sesuatu di twitter.
@LouisTomlinson : I love you so much @EleanorCalder . I miss u so much.. xxx
pic.twitter//dykbdootyooowizz5728-hsjhd-5527Aku pun tersenyum. Semoga, yang aku tulis ini bisa menghilangkan rumor sialan itu.
Dan, aku pun langsung mendapat banyak notification dari twitter. Aku pun membacanya.
@gitaelounor : awwwww... so sweet @LouisTomlinson and @EleanorCalder
@onedirectionlovedirectioners : sweet couple Elounor.
@elonunorshippers : OMG!!! Elounor we love you... always ship Elounor!!! Xxxx
@EleanorCalder : I love you too @LouisTomlinson . I miss you so much ...xxx
Eleanor membalas twitterku. Ya, akhirnya aku sangat lega. Aku harap, tak ada lagi masalah.
_______________________
Rencananya aku gak mau apdet. Nunggu ide tertampung dulu. Tapi, gak tahu kenapa jadi apdet sekarang. So, maafin aku kalau dikit.
Vommentsnya yg byk dong. Aku sangat senang jika membaca komentar dari kalian semuaa.
Thanksguys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Now [COMPLETED]
Фанфик'Walau kini ia sudah jadi artis, namun sifanya tidak berubah. Ia tetap orang yang ku kenal dulu.' -Eleanor Jane Calder- 'Aku akhirnya bertemu lagi dengannya, dia yang mempunyai senyuman manis itu. Jika dia tersenyum, aku bahagia.' -Louis William Tom...