Seminggu kemudian...
Eleanor's POV
Aku menuju ruanganku di meja guru. Dan, aku mendapati barang-barangku ada dalam sebuah kardus.
"Terkejut, Miss Eleanor?" tanya seseorang. Aku menoleh dan melihat kepala sekolah menghampiriku.
"A-apa maksudnya semuanya ini, Ms.?" tanyaku.
"Kau dipecat." jawabnya. Dua kata itu membuatku terkejut.
"Dipecat??? Kenapa? Apa aku pernah membuat kesalahan?" tanyaku.
"Tidak. Aku rasa kau sudah cukup untuk bekerja disini." ujar kepala sekolah. "Dan, aku ingin kau meninggalkan sekolah ini hari ini juga."
Kepala sekolah langsung pergi dari hadapanku. Aku mulai melihat kardusku. Tak kusangka air mataku jatuh. Aku segera menghapusnya. Tapi, aku berpikir. Kenapa tiba-tiba kepala sekolah memecatku dan... kenapa aku merasa ada seseorang dibalik ini??
Aku pun mengambil barang-barang yang penting saja. Untuk apa aku membawa barang yang tak ada gunanya?
Aku segera berjalan keluar. Aku tak sengaja melewati kelas Daisy dan Phoebe.
"Miss El??" Aku membalikkan badanku. "Jack? Seharusnya kau masuk kelas sekarang."
"Ya, tapi Miss juga masuk. Miss mengajar dikelas kami sekarang." ujar Jack.
"Maaf, Jack. Katakan kepada teman-temanmu bahwa aku tak lagi mengajar kalian. Aku tak lagi belajar disini." ujarku.
"Apaa???" aku terkejut. Aku melihat Daisy dan Phoebe ikut bergabung.
"Miss kenapa meninggalkan sekolah ini?" tanya Daisy.
"Kepala sekolah berkata kepadaku bahwa tugasku sudah selesai." ujarku.
"Maksud Miss... dipecat?" tanya Phoebe.
Aku mengangguk. "Bisa dibilang seperti itu."
"Oh, Miss. Kami akan merindukanmu." ujar Jack.
"Miss akan merindukan kalian semua." ujarku sambil tersenyum. Aku pun beranjak pergi dari sana.
Aku pun memanggil taksi. Awalnya aku ingin menelpon Louis, tapi aku mengurungkan niatku. Aku belum siap menceritakan ini kepada Louis.
"Pak, kita ke Starbucks dekat London Eye." ujarku. Aku ingin duduk menyendiri di Starbucks.
Aku membayar taksi lalu masuk ke Starbucks.
"Aku pesan Caramel Frappucino satu atas nama Eleanor Calder." ujarku. Aku pun mengeluarkan beberapa dollar.
"Kekasih Louis Tomlinson, ya?" tanya barista itu.
"Umm... ya." jawabku sambil tersenyum.
"Aku senang kalian akhirnya bersama. Kau sangat cantik. Louis beruntung memiliki kekasih sepertimu. Dan kau juga beruntung memiliki kekasih seperti dia." ujar barista itu.
"Thank you, Adel." ujarku sambil membaca nametag di bajunya.
"Silahkan duduk. Kami akan bawakan pesananmu." ujarnya. Aku tersenyum. Lalu aku mencari tempat duduk. Aku mulai membuka ponselku dan mengecek twitterku.
Semenjak aku berpacaran dengan Louis, sosial media aku sangat ramai. Mulai dari followers baru, ada yang mention aku dan sebagainya. Aku pun melihat postingan dan menyukainya.
"Eleanor, ini minuman anda." ujar salah satu barista. Aku tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Dan, aku pun melihat beberapa pasang mata melihatku dan mengambil gambarku. Dan, aku juga melihat keluar jendela ada paparazi yang mengambil gambarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Now [COMPLETED]
Fanfiction'Walau kini ia sudah jadi artis, namun sifanya tidak berubah. Ia tetap orang yang ku kenal dulu.' -Eleanor Jane Calder- 'Aku akhirnya bertemu lagi dengannya, dia yang mempunyai senyuman manis itu. Jika dia tersenyum, aku bahagia.' -Louis William Tom...