Bagian 11

3.8K 273 6
                                    

Daffa H :
Diba sayang lagi dimana?

Diba mendengus geli membaca chat dari Daffa. Sejak beberapa hari lalu Daffa mulai memberikan panggilan-panggilan yang menurutnya sangat menggelikan, berulang kali ia memprotes yang bahkan tidak ditanggapi Daffa.

Adiba Humaira :
Di aula latihan padus.
Lo pulang duluan aja.

Daffa H :
Gak, gue nunggu lo pulang.
Semangat latihannya ya sayang!

Lagi-lagi Diba mendengus geli namun ia tertawa. Dasar Daffa.

×

Diba menuju parkiran mobil di dekat kantin 12, beruntung sekolah sudah sepi kalau tidak, ia jamin pasti orang-orang akan menyempatkan diri meliriknya.

Pacar Daffa.

Apalagi kalau bukan karena gelar baru yang belum ada seminggu ia sandang.

Diba mengetuk kaca mobil tapi tak ada respon dari dalam. Ia kemudian mengintip namun tidak ada bayangan Daffa di dalam mobil.

"Kemana deh Daffa."

Diba menggulir layar ponselnya, lalu tak lama ia dekatkan ke telinganya.

"Halo," sapa suara di ujung telepon.

"Daffa di mana?"

"Di sini," jawab Daffa dengan kekehan.

"Serius Daf."

"Ya gue juga serius Diba sayang."

"Daffa!"

Daffa tertawa.

Diba mengernyit suara tawa Daffa terdengar sangat dekat, ia membalik tubuhnya dan matanya bertumbukan dengan plastik putih yang terlihat penuh.

"Gue di sini sayang." Daffa tersenyum setelah menurunkan plastik putih dari hadapan Diba.

"Jangan manyun gitu dong." Daffa mencubit pipi Diba saat dilihatnya cewek yang menyandang status sebagai pacarnya itu, hanya menatapnya dengan datar dan mencebikkan bibir.

"Yuk masuk." Daffa membukakan pintu mobil untuk Diba.

Begitu menutup pintu mobil Daffa memutari mobil dan duduk di balik mobil.

"Nih minum dulu, lo pasti haus."

Diba menatap Daffa dengan pandangan ragu. "Makasih," ucap Diba mengambil botol air mineral dari tangan Daffa.

Daffa tersenyum dan menepuk pelan rambut Diba. "Sama-sama. Capek ya?"

Diba mengangguk masih sambil meminum Aquanya.

Lucu banget sih nih cewek.

"Makasih ya Daf, udah nungguin."

Kepala Daffa mengangguk tetap fokus pada jalanan di hadapannya.

"Harusnya lo pulang aja, gue bisa naik taksi atau angkot," lanjut Diba lagi.

"Nggak Diba, nggak pa-pa. Gue udah pernah bilang kan sebelumnya. Gue bakal selalu jagain lo."

"Iya. Tapi masa lo nungguin gue terus, harusnya kan lo udah di rumah, tidur atau ngerjain PR gitu."

Daffa tertawa. "Duh perhatian banget sih pacar gue."

"Ck."

"Besok gue berangkat sendiri aja," lanjut Diba.

Daffa menoleh ke arah Diba dan menggeleng. "Nggak. Lo berangkat sama gue."

Once Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang