Bagian 14

4.1K 270 12
                                    

Daffa melihat-lihat sekeliling yang ada hanya pohon jeruk yang masih hijau.

"Kalo masih ijo gini jadi jeruk nipis kali ya?" Daffa hendak memetik jeruk namun terhenti karena dehaman seseorang.

"Jangan dipetik mas belum mateng."

Daffa nyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maaf, Bu."

Setelah ibu itu pergi Daffa langsung berbalik menuju jalan utama.

"Diba udah lewat kali ya." Daffa berjalan ke arah kebun apel sambil memainkan ponselnya.

Daffa tertawa menatap layar benda canggih itu, sebuah video yang diposting salah satu teman sekelasnya menampilkan seorang cowok sedang berDJ ria di depan kompor dengan senter dan lampu yang diswitch cepat.

"Adaww!" Daffa mengusap lengannya.

"Sakit Diba, Ya Tuhan dosa apa hamba mu ini," ucap Daffa dramatis membuat Diba menggeleng.

"Rasain." Diba berjalan meninggalkan Daffa yang kini meringis karena kakinya diinjak Diba.

"Ck tuh cewek apa preman pasar sih?"

×

Daffa berhenti di belakang Diba yang kini sedang mendengarkan seorang bapak-bapak penjaga kebun yang menerangkan cara memetik apel yang benar.

Diba mengangguk-angguk kemudian bapak penjaga kebun meninggalkan mereka.

"Bisa?"

Diba menoleh. "Bisa lah."

Tangan cewek itu terulur, menggenggam apel di dahan yang pendek kemudian memutarnya searah jarum jam.

"Nih liat." Diba memamerkan apel yang berhasil di petik pada Daffa.

"Gue juga bisa."

"Coba."

Daffa menggenggam apel dan langsung menariknya.

"Ck!" Diba menghempaskan tangan Daffa, "Kalo kaya gitu, ngerusak pohon namanya."

Daffa menggaruk tengkuknya dan nyengir. "Kan gue nggak tau."

"Caranya tuh gini nih, pertama lo pegang apelnya." Diba menggenggam apel. Daffa menatap wajah Diba dan tersenyum kecil.

Cantik.

"Terus lo puter buahnya searah jarum jam dan tarik pelan, lepas deh."

Diba menoleh, matanya bertemu dengan mata Daffa yang juga sedang menatapnya. Lama keduanya saling menatap.

"Oh gitu." Daffa memutus kontak mata dan beralih mencoba untuk memetik apel.

Sedangkan Diba menyibukkan diri mengecek ponselnya, ditatapnya Daffa sekilas dan memutuskan berpindah ke pohon apel yang lain.

Beberapa menit setelahnya, keduanya sibuk memetik apel masing-masing. Sambil diam-diam saling melirik. Mencoba untuk menenangkan jantung yang berdegup liar.

"Diba!"

Diba menoleh dan tertawa melihat Daffa yang berjalan ke arahnya dengan memegang kaosnya yang penuh dengan apel hasil petikan cowok itu.

"Lo kemana aja sih? Gue jadi harus kaya ibu hamil gini kan."

Diba membantu memindahkan apel dari kaos Daffa ke keranjang yang ada di tangannya.

"Kan gue nggak tau kalo lo mau metik banyak gini, buat apaan sih?"

"Tuyul kembar di rumah suka banget apel."

Once Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang