Daffa menuruni tangga dengan cepat, tangannya menenteng ransel dan jaket.
"Ma!"
Daffa menuju dapur dan tak mendapati Mamanya.
"Mama!"
"Mama di samping, Bi!"
Daffa bergegas menghampiri mamanya yang sedang merawat bunga mawar ditemani papanya.
"Mau kemana kamu pagi -pagi gini, Bi?" tanya papanya yang menyadari keberadaan Daffa.
"Aku pergi ya bawa mobil."
Papanya menelisik penampilan Daffa yang pagi ini mengenakan celana jogger berwarna hitam dengan kaos berwarna merah.
"Kamu ngapain bawa tas?" Tanya Papanya menatap ransel yang ia sandang.
"Baju, Pa."
"Kamu mau minggat Bi?" tanya mamanya yang kini ikut menatapnya.
Daffa mendengus. "Yakali, Ma."
Mamanya terkekeh diikuti papanya. "Bisa aja kamu udah bosen jadi anak Mama, ya kan Pa?"
Papanya mengangguk masih menatap Mamanya penuh cinta. "Kamu masih cantik aja sih, Ma, kalo lagi ketawa gitu?"
Daffa menggeleng dramatis.
"Iya dong, kalau nggak cantik Papa nggak mungkin masih sama Mama sekarang." Mamanya menatap papanya dengan penuh cinta.
Cukup. Daffa bosan melihat tingkah sok romantis keduanya.
"Pa, Ma, aku berangkat ya," sela Daffa sebelum Papanya membalas gombalan Mamanya dan berlanjut hingga Daffa muak.
"Yaudah, hati-hati, inget pulang," jawab Papanya yang diangguki Mamanya.
Daffa mengangguk dan menyalami keduanya. "Assalamualaikum."
Dengan cepat ia bergegas melangkah ke ruang keluarga, menghampiri kotak P3K yang tertempel di tembok ruang keluarga.
"Bian! Pake mobil Papa dulu, mobil Mama mau Papa service!" Teriak Papanya membuat Daffa batal mengambil kunci mobil mamanya dari kotak P3K, tempat semua kunci kendaraan berada.
"Oke, Pa!" Teriak Daffa setelah menggenggam kunci mobil Papanya.
×
Daffa menghentikan mobilnya di depan rumah yang semalam ia datangi. Rumah Dita.
Senyum di bibir Daffa mengembang saat melihat Dita keluar dari rumah mengenakan kaos biru dongker dan celana olahraga berwarna sama dipadu dengan sepatu berwarna putih.
"Pagi Bian," sapa Dita begitu sampai di hadapan Daffa.
"Pagi Liv!"
Daffa memutari mobil dan membukakan pintu bagi Dita. "So sweet," ucap cewek itu diikuti cengiran.
Daffa hanya nyengir dan berjalan menuju pintu kemudi. Dita meletakkan ranselnya di jok belakang.
"Siap?" tanya Daffa pada Dita yang juga menatapnya.
"Siap! Lets go!" jawab Dita bersemangat.
Daffa kembali terkekeh dan melajukan mobi membelah kabut pagi.
×
Tujuan pertama mereka adalah taman kota yang terletak di depan kantor Walikota.
Taman kota ini terdapat track jogging dan tempat bermain anak-anak, bagian kanan taman ini pun berjajar para pedagang. Jadi, taman kota ini tergolong lengkap dan selalu ramai saat akhir minggu seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
JugendliteraturSekali lagi aku mencoba untuk percaya dan sekali lagi aku harus kecewa. Once Again Elok Puspa | 2016-2017 Credit photo from Pinterest