Late Night Call

3.1K 197 60
                                        

"Halo, Diba."

"Yep."

"Gue kira lo udah tidur."

Senyum Diba mengembang begitu saja. Suara Faisal terdengar menangkan sekarang ini.

"Nggak tau, nggak bisa tidur. Makanya nelepon lo."

"Ada yang lo pikirin?"

Tanya Faisal dengan suara seperti berbisik yang terasa begitu dekat di telinga Diba. Perutnya merasa geli, oleh sensasi yang selalu ia rasakan tiap berdekatan dengan Faisal.

"Nggak sih, cuma beberapa tugas kuliah bikin pusing."

"Oh, berarti itu masalahnya."

"Mungkin."

"Diba."

"Faisal."

Kekehan pelan Faisal terdengar.

"Gue selalu suka cara lo nyebut nama gue.

Diba mengulum senyumnya. Faisal dan kejujurannya kadang membuatnya tersipu.

"Gue ganggu ya? Lo pasti baru selesai nugas."

Diba teringat, beberapa jam lalu Faisal sedang mengerjakan tugasnya. Jam di kamarnya sekarang menunjukan pukul setengah satu malam.

"Nggak pa-pa, sayang."

"Capek ya?"

"Iya, tapi capeknya hilang pas denger suara lo."

Kalimat yang sederhana dan jujur itu sukses membuat hati Diba menghangat.

"Diba!"

"Iya."

"Gue kira tidur, lo diem aja."

"Nggg."

"Kenapa?"

"Nggak pa-pa."

"Dib, gue punya satu permintaan."

"Apa?"

"Nyanyiin gue, Dib."

Kekehan lolos dari celah bibir Diba.

"Nggak bosen denger gue nyanyi?"

"Nggak. Malah bikin kangen."

Diba mengulum senyum lagi. Ia bangkit dari posisinya dan ganti bersandar di headboard.

"Nyanyi apa?"

"Balon ku ada lima."

"Serius?"

"Ya nggak lah."

Once Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang