Gue pake hoodie abu-abu, duduk deket jendela paling ujung.
Sent.
Delivered.
Daffa meletakkan ponselnya di meja. Di samping notebook milik cewek freak bernama Zevanya yang ternyata adalah seorang penulis novel remaja.
Fakta itu Daffa ketahui setelah mengecek akun instagram cewek itu. Followers yang menyentuh angka ratusan ribu, dan banyak fotonya tentang novel-novel karyanya. Cukup sampai di situ, Daffa tidak mengecek media sosialnya yang lain karena malas.
Apalagi harus melihat akun wattpad cewek itu. Membacanya saja, Daffa sudah langsung teringat teman-teman perempuannya di kampus yang hobi membicarakan tentang wattpad.
Daffa meraih gelas yang berisi mochacino di depannya lantas menyeruputnya pelan.
Bunyi dentingan pintu yang terbuka disusul munculnya sesosok cewek dengan rambut panjang tergerai dan mengenakan jaket bomber biru navy. Cewek dengan tubuh kurus dan tinggi standar itu celingukan kesana kemari.
Daffa sengaja tak memanggil cewek itu. Ia biarkan cewek bernama Zevanya Agni Paramitha itu kebingungan.
Tapi, hal itu tidak bertahan lama setelah cewek itu mengecek ponselnya dan di detik berikutnya tatapan mereka bertemu.
Daffa mengamati dalam diam tiap gerakan Zevanya yang menuju ke arahnya dengan wajah masam.
"Kenapa nggak manggil sih? Jadi gue nggak perlu celingukan kayak orang bego."
Daffa membalas gerutuan Zevanya dengan tatapan datar. Ia malah sengaja mengalihkan pandangannya keluar jendela yang mengarah ke jalanan raya sambil menyerutup mochacinonya.
"Ish, dasar cowok freak," desis Zevanya namun masih bisa didengar Daffa.
"Gue denger."
"Bagus lah," balas Zevanya dengan nada ketus.
Cewek itu lalu bangkit dari duduknya dan menuju kasir. Entah apa yang dilakukan cewek itu selain memesan, karena beberapa kali Zevanya menatapnya sinis.
Setelah cewek itu kembali duduk di depannya, Daffa tetap bungkam hanya memandang Zevanya lekat dengan tatapan datar.
"Gara-gara lo gue harus ganti semua password medsos gue."
Daffa menaikan satu alisnya. "Bukan salah gue, salah lo yang ceroboh."
Zevanya ganti mendelik. "Kalo lo nggak baca-baca isi notebook gue, lo pasti nggak tau kan password gue."
"Eh, cewek freak, kalo gue nggak baca isi notebook lo ini, mungkin sekarang lo lagi kebingungan nyariin."
Zevanya mendecak tapi tak membalas apa pun. Sampai seorang pelayan yang sepertinya sudah akrab dengan cewek di depannya ini datang membawa pesanan yang cukup banyak.
Milkshake strawberry, nasi goreng, dua sausage, dan satu porsi kentang goreng. Cukup banyak untuk di makan seorang cewek berbadan kurus seperti Zevanya.
"Emang lo nemuin notebook gue dimana?"
"Di toko buku."
"Toko buku?"
Kernyitan di dahi Zevanya terlihat jelas. Sebelum kemudian matanya membulat.
"OH LO YANG NABRAK GUE KEMAREN! TUH KAN EMANG DASAR LO COWOK FREAK!" pekik Zevanya sampai semua aktifitas di kafe kecil itu terhenti karena teriakan maha dahsyat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
Novela JuvenilSekali lagi aku mencoba untuk percaya dan sekali lagi aku harus kecewa. Once Again Elok Puspa | 2016-2017 Credit photo from Pinterest