Bagian 29

3.6K 268 51
                                    

Daffa menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru.

Pikirannya melayang pada kisah masa lalu Diba.Ia tak pernah menyangka cewek itu memiliki masa lalu yang begitu rumit. Kepercayaan bagi Diba adalah sesuatu yang sangat penting.

Pertanyaan dalam benaknya muncul.

Apakah Diba mempercayainya?

Hubungannya dengan gadis itu sudah berjalan beberapa bulan, banyak hal baru yang ia tau mengenai Diba.

Dulu saat melihat sikap Diba yang enggan berkenalan dengannya ia bertekad menaklukan gadis itu, menjadikannya miliknya hanya untuk pembuktian diri.

Memang salah niatnya, ia tau itu, jika Diba tau pun ia pasti sudah habis di amuk olehnya.

Tapi sekarang semua berbeda, entah sejak kapan, ia tak tau pasti, Diba secara perlahan menelusup ke dalam hatinya, membuat organ pemompa darahnya berdetak lebih cepat hanya karena melihat senyum gadis itu.

Binar mata Diba menghipnotisnya, senyuman cantik gadis itu melumpuhkannya, suara merdunya bagai candu bagi dirinya.

Rencana awalnya yang hanya ingin 'bermain' dengan Diba berbelok, kini ia ingin Diba terus ada bersamanya, ingin ia jaga agar gadis yang menggenggam hatinya itu tak berpaling.

Namun di saat ia sudah mantap dengan rencana barunya, masa lalunya muncul. Cinta Pertamanya yang sekaligus menjadi patah hati pertamanya.

Dita, satu bagian dari masa lalu yang masih menempati ruang paling dalam di hatinya. Gadis yang paling ia rindukan, gadis yang padanya ia titipkan sebagian hatinya. Saat kembalinya Dita di hidupnya, rencananya berantakan. Ia dihadapkan pada kebimbangan.

Hatinya terasa penuh oleh keduanya, iya ia bahagia, namun ia sadar ia tak bisa terus menerus seperti ini. Tak adil bagi kedua gadis itu.

Jika saja ia boleh egois, ia ingin tetap memiliki keduanya.

Apakah Diba mempercayainya?

Pertanyaan itu kembali.

Apa dengan Diba yang membagi masa lalunya pada dirinya membuat ia lantas di percaya Diba?

Apakah Diba merasakan hal yang sama padanya?

Apa gadis itu mencintainya?

Jika tidak mencintainya atau anggap saja sedikit menyukainya kenapa Diba menerima permintaannya untuk menjadikan gadis itu pacarnya?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam kepalanya.

Ia lantas bangkit dan menatap ponselnya ragu.

Yola.

Yola pasti tau, ia yakin. Selain Tata dan Intan yang terlihat dekat dengan Diba, Yola lebih mengenal Diba. Terlihat dari cara mereka berdua berinteraksi dan cerita Diba mengenai masa lalunya.

"Halo."

"..."

"Yols? Lo lagi dimana sih?"

"...."

Suara berisik di ujung sana membuat Daffa makin mengernyitkan dahi.

"Yola."

"Iya halo Daf? Tumben."

"Lo lagi ngapain sih? Berisik amat?"

"..."

Lagi tak ada jawaban dari Yola hanya suara gemerisik yang terdengar.

"Yola! Lo clubbing ya atau lagi di arena?!"

Once Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang