Bagian 3

5.8K 382 31
                                    

Diba melepas helm dan menaruhnya di spion. Kakinya melangkah menuju lobi belakang yang terletak di antara ruang-ruang ekskul di gedung kelas 11, sama seperti lobi utama, lobi ini di kanan kirinya juga berjajar piala-piala.

Tiba di ujung koridor sebuah suara memanggilnya. "KAK DIBDIB!"

Diba menoleh ke arah asal suara, seorang cewek dengan rambut sebahu berlari kearahnya.

"KAK DIB! YAAMPUN MAKIN CANTIK AJA SIH! GEMASH!"

Diba mengernyitkan dahi. "Siapa lo?"

"Ish! sok sok nggak inget sama gue lo."

Sejurus kemudian cengiran Diba tampak. "Yolana Saphira yang jutek. Apa kabar?"

Yola merentangkan tangannya dan memeluk Diba. "Baik! Kangen banget sama lo!"

Diba balas memeluk Yola. "Gue juga kangen, Yols."

"Congrats ya kak jadi ketua padus," ucap Yola setelah melepaskan pelukannya, "lagi," lanjutnya dan kemudian tertawa.

Diba mengerucutkan bibir. "Yaaahhh lagi, tau dari mana lo?"

"Gue ikut VPN juga kali, tapi sekarang lebih fokus mading dan beruntung gue ketemu lo sekarang karena gue dapet tugas wawancara lo buat mading minggu depan, jadi kapan kita wawancara?" tanya Yola bersemangat.

"Ada bayarannya kalo mau wawancara gue."

"Sombong amat!" cibir Yola.

"Maaf ya sekarang gue sibuk, maklum lah ya." Diba mengibaskan rambutnya.

Yola mendesah. "Starbucks deh"

Diba menggeleng. "Bosen."

"Platinum?"

"Oke, pulang sekolah nggak ada tapi-tapian."

"Oke sip!"

"Ehemmm," satu suara muncul tiba-tiba, kedua orang itu kompak menengok ke sumber suara yang kini sedang tersenyum pada keduanya.

"Pagi Diba cantik, pagi Yola."

Diba mendesah. Masih pagi udah ketemu nih orang.

"Kok lo berdua kenal?" Yola menunjuk Daffa dan Diba.

"Kenal lah, calon nih," jawab Daffa cepat.

"Calon apa? Oh calon pacar? Lo udah putus lagi?" cecar Yola.

"Pacar apaan? Gue aja nggak kenal dia, sok akrab banget," potong Diba cepat dan segera berbalik menaiki tangga menuju kelasnya.

Yola tertawa melihat reaksi Diba, ditatapnya Daffa yang memandang arah perginya Diba dengan pandangan nelangsa.

"Mampus dibilang sok akrab, sok kegantengan sih lo."

"Emang ganteng," jawab Daffa enteng.

"Eww." Yola mencibir.

"Lo kenal dia?"

"Lumayan lah."

"Dia emang jutek gitu ya?"

"Nggak juga sih, sama lo doang kali."

Daffa mendelik kearah Yola.

"Dia cantik ya?"

Daffa mengangguk cepat.

"Jangan mainin dia ya, Daf."

Daffa mengangguk.

"Dia nggak gampang buat didapetin, apalagi sama orang macem lo."

"Anjir, emang gue macem apa? Gue cowok baik-baik kali."

Once Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang