"Madam, apa kita bisa menikah?" tanya Angel dengan luar biasa antusias. Madam Nina hanya tersenyum pada Angel. Matanya sesekali mencuri pandang kepada Algy di samping Angel. Pemuda itu terlihat terkejut mendengar pertanyaan Angel barusan. Madam Nina mengangguk lagi-lagi, tapi tidak menatap ke arah Angel dan Algy. Kali ini dengan dehaman kecil."Madam?" panggil Angel lirih. Berusaha mendapatkan wajah Madam Nina yang utuh, sekaligus mencari tahu objek apa yang sedang diperhatikan Madam Nina.
"Jangan bicara pasal menikah. Kalian masih SMA," tegas Madam Nina dengan penuh kelembutan. Angel sempat hampir tersinggung, tapi berusaha agar tidak sungguh-sungguh tersinggung. Angel pun mengangguk tanda mengerti. Ia sempat melirik ke arah Algy yang kini masih jadi pusat perhatian Madam Nina. Rasanya sedikit risih melihat seseorang melirik kekasihnya. Angel membuka mulutnya kembali, "Madam, Angel itu-"
"Gadis yang sangat-sangat cantik." ucap Madam Nina. Pandangannya tertuju pada Algy. Namun seolah tak ada Algy di depannya. Angel tersipu malu, pasti kini peramal itu tengah memujinya yang kebetulan pacar Algy. Angel tertawa. "Oh, Madam, don't you see I am blushing now? Do you?" ucap Angel di tengah-tengah tawanya yang kian bertambah geli. Madam Nina tersenyum.
"Uhm, sorry?"
"Yes?"
Oh?
Madam Nina terperangah cukup lama. Di depan stand-nya ada seorang gadis tengah berdiri dengan nafas yang masih memburu, raut wajahnya menyiratkan bermacam-macam perasaan. Resah, cemas, dan menunggu sesuatu. Gadis ini lah yang baru saja datang dan menyela ucapan Angel. Gadis bertubuh sekitar 167 cm, rambut hitam pekat dikuncir tinggi asal, poni depan yang mulai tidak karuan bentuknya, sweater abu-abu polos dan rok pendek berwarna navy. Terkesan cuek. Tapi tidak mengurangi sepersepuluh titik pun daya tariknya. Kakinya pun hanya beralaskan sandal biasa, tidak seperti orang-orang yang kini saling berlomba menggunakan sepatu olahraga, padahal tidak sedang berolahraga. Paras imut yang identik dengan gadis Jepang, juga paras lembut yang identik dengan gadis Melayu. Cantik. Sangat-sangat cantik.
"Sebentar ya, gadis manis. Setelah dua orang ini" ucap Madam Nina ramah tamah. Shafa berjengit membuka mulutnya. Matanya mencuri kesempatan untuk melihat ke arah Algy dan Angel yang duduk berhimpitan. Shafa cepat-cepat menggeleng menatap mata sang Madam. Tidak. Bukan itu hajatnya kemari. Bukan sama sekali.
"Saya gak akan minta Anda untuk ramal saya. Maaf, saya ini cuma mau..-"
Nah loh. Shafa kini tidak melanjutkan ucapannya. Tiga pasang mata kini tertuju pada dirinya. Shafa tak dapat berkata apapun, dia sendiri mendadak bingung mau apa dirinya sekarang. Shafa kini sedikit menyesali kebodohannya. Seharusnya ia tidak mengikuti nalurinya, kata hatinya. Seharusnya ia tetap berpegang pada tegasan dari Gea. Ia tak perlu lagi mencampuri urusan Algy, apapun itu baik dan buruknya. Baiklah, Shafa sudah terlanjur datang, meninggalkan Ardi dan dua adik manis itu, hanya untuk seseorang yang tak jelas mengapa masih Shafa pedulikan. Seseorang yang sangat sulit dikeluarkan dari hatinya. Jika diibaratkan, Algy adalah tumbuhan dikotil yang berakar tunggang dan berkambium, tertanam kuat di hati Shafa, bertambah besar, keberadaannya disana meluas semakin lama. Tak semudah itu mencabut Algy dari hatinya.
Berlebihan, tapi fakta.
Nina lagi-lagi memberikan senyumnya pada gadis yang belum ia kenal ini. "Saya mengerti. Kemarilah, gadis yang sangat-sangat cantik. Biar saya-"
"No I won't!"
Dia ini... Jangan dateng dulu kenapa sih. Batin Angel gemas. Algy menyadari itu, ketara sekali dari tatapan Angel pada Shafa yang terlihat bagai macan hendak menerkam.
Madam Nina tersenyum sangat manis. Berusaha meluluhkan kembali seorang Shafa yang sempat menggarang. "Saya tidak akan meramalmu, Nak." ucapnya lembut. Shafa masih menatapnya dengan tatapan intens, tidak percaya. "Percayalah. Saya hanya ingin melihat dirimu dari dekat, gadis cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Worst
RomansaTentang bagaimana seorang "Barbie hidup" yang berusaha disingkirkan oleh kehidupan, lewat persahabatannya, keluarganya, cinta, juga hobby-nya.