"Shaf, Angel ngajak ke tempat pembaca tarot. Kita mau kesana atau cari stand hiburan lain?" tanya Ardi, membuyarkan khayal Shafa yang sempat mengangkasa. Shafa tampak hanya berpikir-pikir.
Shafa mengedarkan pandangannya, mencoba mencari sebuah stand yang katanya melayani jasa ramal meramal itu. Shafa pada dasarnya bukan tipe orang yang percaya pada ramalan. Bagi Shafa, selagi dia punya Tuhan, apa untungnya percaya pada makhluk yang memakan makanan sama dengannya. Lagipula, bagi Shafa hidup itu harus didasarkan usaha keras, lalu biar hasilnya diserahkan pada Yang Kuasa, tidak usah terburu-buru untuk melihat masa depan. Ia kan datang, sesuai dengan apa yang kita siapkan pada waktu ini. Kita hanya perlu banyak belajar dari pengalaman, bersiap apabila suatu masalah datang menimpa. Shafa tersenyum, tidak ada serunya berusaha untuk sesuatu jika sudah tahu akhirnya lebih dahulu.
"Kita cari stand permainan mengasah otak, mungkin?" ucap Shafa, mencoba mengusul.
Ardi tersenyum lebar, pendapat Shafa selalu bagus. "Yuk!" serunya bersemangat. Kedua tangannya memegang bahu Seno, lalu sedikit memberi dorongan pada Seno agar berjalan di depannya. Kedua tangannya terus berada di pundak Seno untuk berjaga-jaga.
"Eh, iya. Lo berdua?" tanya Ardi pada Algy di belakang. Algy terlihat tengah memperhatikan sesuatu di satu titik, di samping tubuh Algy ada Angel yang masih betah bergelayut di lengan kiri Algy. Ardi mencoba untuk mengerti keadaan, dia harus mengerti, itu hak Angel sebagai kekasih Algy.
Melihat pemandangan yang demikian, Ardi tertarik untuk melirik Shafa. Ardi kini berdoa dalam dada, air mata Shafa mahal, air mata Shafa tidak boleh terbuang sia-sia hanya untuk Algy. Ardi tahu, Shafa sudah begitu banyak menitikkan air mata untuk orang itu. Maka, Ardi rasa semuanya sudah cukup, Shafa tak boleh lagi menangisi hal yang sama.
Semua salah Ardi. Andai saja, ia memilih tempat lain untuk pergi hari ini. Mungkin Ardi tidak akan secemas sekarang. Penyesalan selalu datang di akhir.
"Al!"
Algy terkesiap. Ia pun menoleh pada Angel di samping. "Kenapa?" tanyanya dingin. Angel manyun, bibirnya diarahkan ke Ardi yang tengah melihat ke arah mereka. Seperti sedang menunggu sesuatu dari mereka berdua.
"Kalian mau pergi? Kemana? Kayaknya kita berdua ikut kalian aja" timpal Algy dengan senyuman tipis.
Angel berdecak sinis. "KITA KE TEMPAT TAROT!" tegas Angel seperti kanak-kanak. Algy berjengit dalam hati. Ia punya firasat Minggunya akan berjalan buruk. Ya setelah melihat kondisi saat ini. Sepertinya Angel akan terus begini sampai mereka pulang ke rumah masing-masing. Angel terlalu mengambil untung, mumpung ada banyak kesempatan. Algy pasti tidak akan marah, hari ini hari spesial mereka berdua.
Algy tersenyum menutupi hatinya yang meringis hebat. Sikapnya santai, terpaksa disantaikan lebih tepatnya. Sebenarnya banyak yang ingin Algy hujatkan pada orang menyebalkan satu ini. Sebenarnya, dari hati yang paling dalam.
"Iya, sayang." ucap Algy, tangannya mengusap puncak kepala Angel dengan penuh cinta. Dagunya sempat disatukan dengan bagian atas kepala Angel.
Shafa mencibir dalam hati. Geli.
Ya, Shafa kurang nyaman melihat tingkah dua remaja yang katanya saling mencintai ini. Yang teman-teman mereka tahu, Shafa dan Algy bukan pasangan semacam itu. Mereka memang pernah bergurau manja, tapi tidak di tengah masyarakat yang bersesakan seperti ini. Shafa tidak mengizinkan sepasang telinga pun dapat mendengar lagu cintanya selain Algy. Membuat Algy terharu dan makin gemas ingin segera membelinya dengan mas kawin pernikahan yang sah sesahsahnya. Algy-Shafa selalu saja mengundang gelak Gea dan Ve. Mereka tidak bisa sengaja berlaku manis di depan orang lain. Tidak ada yang istimewa kelihatannya. Hanya memanggil nama, bahkan kadang diselingi dengan sedikit hinaan yang membangun. Tak ada acara genggam tangan atau apapun, Shafa menatap mata Algy pun rasanya aneh, tawanya tak pernah bisa ditahan jika tiba-tiba pandangan mereka bertemu. Jika Algy memberikan satu tangannya untuk membantu Shafa berdiri di depan khalayak, Shafa selalu tertawa dahulu sampai puas, sampai Algy pegal dan akhirnya tidak ingin lagi membantu Shafa berdiri. Walau tidak selalu begitu, namun itu yang paling Shafa ingat dari sekian banyak tingkah konyol mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/67687144-288-k710067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Worst
RomanceTentang bagaimana seorang "Barbie hidup" yang berusaha disingkirkan oleh kehidupan, lewat persahabatannya, keluarganya, cinta, juga hobby-nya.