SWEET & SOUR

#4 Kucing (Sung Yeol)

"Dokter.. tolong adikku. Cepat, Dok. Dia terluka parah." seorang gadis menarik-narik jas putih Sung Yeol.

Sung Yeol yang tadinya sedang berjalan dengan secangkir kopi di tangannya, kini beralih memandang heran pada seorang anak kecil yang menarik jasnya.

"Kembali pada Ibumu. Jangan berkeliaran di sini, kau mengganggu orang lain."

"Kau harus menolong adikku, Dokter. Kumohon."

"Aku sedang istirahat. Silahkan minta bantuan pada dokter jaga lain." Sung Yeol menyeruput kopinya, mengacuhkan gadis cilik berkuncir dua itu.

"Aku tidak menemukan dokter lain. Tolong adikku, Dokter. Bukankah sudah tugasmu? Ayo cepat." gadis itu tetap bersikeras, membuat Sung Yeol kewalahan.

"Baiklah.. baiklah. Sekarang di mana adikmu?"

📝

"Di sini."

Sung Yeol baru akan memasang stetoskopnya di telinga, namun matanya lebih dulu menemukan keanehan. Mungkin bukan aneh, tapi gila.

"Ya! Apa maksudmu membawa kucing ke sini?" Sung Yeol meledak begitu tahu yang sedang terluka adalah seekor kucing persia. Bahkan kucing itu sudah berbaring di ranjang pasien.

"Dia adikku. Lihat.. kakinya berdarah karena tersangkut kawat berduri di belakang rumah sakit. Tolong dia, Dokter." gadis itu tampak benar-benar cemas sembari mengelus lembut bulu kucingnya.

"Aku dokter manusia. Dan ini rumah sakit khusus manusia. Bawa pulang kucingmu. Aishh.. darahnya mengotori ranjang."

"Tapi, Dok.. Kucingku sakit, kalau dia mati bagaimana?" gadis kecil itu seperti akan menangis.

Sung Yeol bingung, ia menggaruk kepalanya frustasi.

"Dia tidak akan mati kalau kau cepat membawanya ke dokter hewan. Pergilah atau satpam akan mengusirmu."

"Dokter.."

"Pergilah gadis manis."

"Dokter.."

"Ya! Aku pus-"

"Ternyata kau di sini, Haru-ya.."

Sung Yeol menoleh ke arah pintu dan mendapati seorang gadis yang tampak sebaya dengannya sedang tersenyum lega.

"Eonnie.."

Ah, ternyata gadis cilik itu memiliki kakak. Kakak perempuan yang manis. Senyum Sung Yeol pun terkembang.

© RETNO P.P