#9 Hidup Bersama (Hoya)

35 6 0
                                    

"Kita di jalan raya, bodoh." omel Gyu Na pada laki-laki yang sedang menyetir di sebelahnya.

"Aku tahu. Tidak perlu memberitahu apalagi dengan embel-embel kata bodoh." Ho Won fokus menatap jalanan di depannya.

"Kalau begitu menyetirlah dengan waras."

"Aku menyetir dengan waras. Orang di sampingku ini yang tidak waras."

"Ya!" Gyu Na menjambak rambut Ho Won sekuat tenaga.

Ho Won kewalahan, sehingga ia menyetir dengan ugal-ugalan. Gyu Na pun menghentikan aksi brutalnya.

"Kau mau mengajakku mati, hah?" protes Gyu Na.

"Itu karena kau menjambakku."

"Sejak tadi kau memang menyetir dengan serampangan."

"Aku sudah lama tidak membawa mobil."

"Alasan."

"Jalanan di sini lumayan sepi. Berarti aku bisa menambah kecepatan."

"Jangan macam-macam, Lee Ho Won."

Ho Won menginjak pedal gas lebih dalam, sehingga mobil melaju kencang. Gyu Na memejamkan mata sembari memegang erat sabuk pengaman yang melingkarinya.

Tiba-tiba Ho Won menginjak rem secara mendadak saat sebuah mobil minuman datang dari arah kiri. Hampir saja kepala Gyu Na terantuk dashboard.

"Lee Ho Won.." geram Gyu Na.

"Wae? Kau mau protes lagi. Masih untung aku menginjak rem." sahut Ho Won sembari menjalankan mobilnya kembali dengan santai.

"Berhenti sekarang. Biar aku yang menyetir."

"Aku tidak percaya kau akan menyetir dengan baik."

"Aku jauh lebih baik darimu."

"Tidak mau."

"Kalau begitu turunkan aku."

"Kau akan turun kalau kita sudah sampai."

"Aku belum mau mati. Cepat turunkan aku." Gyu Na menggedor-gedor jendela sambil mencoba membuka pintu yang terkunci.

"Aisshh berisik. Kalau kau mati pun, kau akan mati bersamaku."

"Tidak mau."

"Kau tidak mau mati bersamaku?"

"Tidak."

"Tapi dalam drama, sepasang kekasih bahkan rela mati bersama."

"AKU TIDAK MAU!" pekik Gyu Na kesal dan memasang wajah cemberut.

"Arraseo. Tapi bagaimana dengan hidup bersama?"

"Mwo?"

"Apa kau mau hidup bersama denganku? Menghabiskan waktu bersamaku. Melewati hari-hari dengan lebih menyenangkan. Maukah kau menjadi pendamping hidupku?"

- RETNO P.P 📝

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang