[EDITED]
Keesokan harinya, di toilet sekolah.....
"Jadi, gimana? Kamu mau bantu aku atau enggak?" tanya Icil sambil menatap Renata penuh harap.
"Mmm... Iya deh, aku bantu," awal Renata sambil tersenyum tulus.
Lalu Icil membelalakkan matanya kaget.
"HAH?! KAMU SERIUS?!!" Tanya Icil sambil memegang dan menggoncangkan kedua bahu Renata dengan kuat. Membuat tubuh Renata jadi sedikit limbung. Matanya langsung berbinar senang, seolah-olah ia baru saja memenangkan lotere dengan hadiah uang tunai sebesar 1 milyar Rupiah.
"Iya, karena kamu teman aku. Dan sudah sewajibnya aku membantu kamu yang benar-benar ingin minta bantuan aku. Lagipula aku kan juga ingin berteman dengannya," jelas Renata.
Lalu mata Icil semakin berbinar, dan ia segera memeluk Renata erat, begitu pula Renata yang juga memeluk Icil balik.
Disela pelukan mereka, Icil langsung berbatin
'Sorry Ren, andai lo tau alasan yang sebenarnya kenapa gue minta bantuan lo,' batin Icil dengan rasa bersalah. Keputusan sudah tak dapat ditolak, dan fatalnya Renata akan melakukan tugas itu sebisa mungkin.
'Lo terlalu baik dan polos, Ren,' batin Icil sambil tersenyum sedikit licik atas kebaikan temannya walaupun Renata tak tau hal apa yang sebenanrya terjadi.
*****
Randy dan rombongannya berkumpul di cafe untuk membahas sesuatu.
"Jadi gini..." ucap Darian memulai percakapan.
"Karena lo udah kelamaan nggak ngelakuin dare ini, minggu depan, hari Senin, lo wajib nembak dia!" seru Darian, tampaknya ia sedikit kesal karena permintaannya tak dituruti oleh Randy.
"Iya, bro. Lo nganggurin tugas ini mulu. Pokoknya lima hari lagi lo harus nembak dia. Pake pedekate dulu," tambah Sebastian.
"Iya, mulai besok yaa," tambah Darian santai, seolah tak ada masalah.
Randy yang mendengar hal itu, hanya bisa mengangguk dengan lemas. Salahnya sendiri karena ia sudah memilih pilihan yang salah.
"Tapi janji ya lo jangan bilang ke Pevita dan gengnya apapun tentang kedekatan gue sama Renata. Apapun. Titik!" ancam Randy.
"Iye, iye, atur lah!" balas Darian santai, disertai anggukan yang lain.
Kemudian mereka beralih membahas topik yang lainnya.
*****
Keesokan harinya, melihat Renata yang sedang berjalan menuju perpustakaan, Darian dan Sebastian langsung heboh sendiri.
"Wei, tuh si Renata! Buruan deketin! Dia mau ke perpus, noh!" ujar Darian semangat, sambil mendorong-dorong tubuh Randy yang keras.
"Modusin bro!" tambah Sebastian.
"Iye, sabar wei..." lalu, dengan perasaan kesal, Randy segera menguber Renata.
Sesampainya Randy diperpustakaan...
Terlihat Randy yang sedang menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu ia mengedarkan pandangannya menuju seluruh Perpus untuk mencari Renata.
Karena ia tidak melihat Renata di lorong pertama, maka Randy segera mencarinya secara perlahan di lorong kedua hingga lorong terakhir, yaitu lorong lima.
Lalu, setelah memasuki lorong ketiga tempat kawanan buku sastra Jepang berada, akhirnya Randy pun menemukan Renata.
Renata terlihat kebingungan melihat judul buku yang harus dibaca. Wajahnya juga terlihat sedikit berkeringat mengingat teriknya hari ditambah pula hari ini tidak ada pengawas perpus yang bertugas untuk menyalakan AC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Girl In Love [REVISI] / Complete
Подростковая литература#327 in TeenFiction (19-07-2017) #675 in TeenFiction (22-05-2017) Tentang kisah seorang nerd bernama Renata yang terjebak dalam kisah percintaan dengan Randy, sang idola sekolah. Semuanya terlihat baik-baik saja. Tapi dibalik itu, tanpa ia sadari ad...