TIGABELAS (B).

1.7K 67 1
                                    

"Dan kalaupun gue sama Randy Pdkt. Apa lo ingin ngerusak hubungan kita?" tanya Pevita mengintimidasi.

"Lo belom tau rival lo siapa kalo lo berani deketin dia? HAHH!?!! Jawab gue, jablay!" seru Pevita kalap.

Renata susah menjawab. Bibirnya robek, dan darah nya menetes tiada henti. Kepalanya pusing, badannya berasa remuk, perutnya sakit. Mungkin sebentar lagi ia bakal pingsan.

"Aku nggak bermaksud buat ngerebut dia dari kamu, aku cuman ingin berkenalan saja dengan Randy. Cukup itu, tidak lebih!" seru Renata sekuat tenaga. Ia tidak mungkin bilang kalau ia melakukan hal ini karena suruhan Icil. Karena, kalau ia bilang ini suruhan Icil, bisa-bisa ia menambah masalah menjadi sangat rumit.

"Ok, I trust u."

"Tapi, Kalau lo suka sama Randy gimana?" tanya Pevita lagi.

"Aku akan menjadi pengagum rahasianya aja, ga lebih," jawab Renata. Dan lagi-lagi berbohong.

Baiklah, Pevita terlihat puas mendengar jawaban Renata. Walaupun ia bingung, kenapa ada orang seperti Renata, yang kalau suka sama orang jadinya pengagum rahasia, nggak berani melanjutkan pdkt lagi.

"Oke, guys, benerin kursinya. Gue mau buat perjanjian sama dia," perintah Pevita.

"Okey."

Setelah kedua dayang Pevita membenarkan posisi Renata beserta kursinya, Pevita berjalan dengan langkah pelan kearah Renata.

Tap

Tap

Tap

Suara ketukan kaki Pevita terdengar jelas, seperti ketukan kaki guru yang sedang berjalan dengan pelan.

"So, gue mau buat rules. Elisha, lo bantu gue." sedangkan yang empunya nama hanya bisa menurut. Lagi, lagi, dan lagi.

"Jadi, gue akan memberikan perintah, pernyataan dan perjanjian ke lo. Kalau lo gabisa menjawab, bahkan menolak perintah dari gue. Elisha akan mendorong kursi ini ke depan. Sebanyak dua langkah kedepan lo akan mati karena terjun bebas dari lantai enam sekolah ini. Do u understand asshole?" tanya Pevita memastikan.

Renata ketakutan mendengar pertanyaan dari Pevita.

"A... A..." jawab Renata terbata-bata.

"Cepet jawab, njing!" seru Pevita emosi.

Tetes demi setetes keringat keluar dari kulit kepala Renata, perlahan-lahan mengalir sampai jatuh kebawah.

Semakin keringat tersebut mengalir deras, semakin Renata ketakutan.

"Kalo lo nggak jawab, gue akan membuat nyawa lo melayang... Elisha, siap-siap," ujar Pevita sengit.

Elisha yang mendengar suruhan dari bossnya hanya bisa menggigit bibir bawahnya dan berjalan dengan pelan ke arah Renata.

Setelah Pevita mengatakan hal itu, ia menyeringai jahat. "Sebenernya dari dulu gue pengen ngebunuh lo, si cewek madesu, cuman jangan ah! Ntar mama papa nya nangis-nangis, terus gue dipenjara deh, huffffttt... Mending jangan deh." Pevita sok-sok bertampang kasihan.

Renata yang mendengar hal itu, menjadi geram.

"Udah cepet! Jawab pertanyaan gue!" seru Pevita nyaring.

Tapi, Renata tak kunjung menjawab. Begitupun kedua antek Pevita, mereka juga ketakutan.

"Satu..." Pevita yang sudah kehabisan rasa sabar, mulai menghitung.

"Dua..."

Dan untungnya, Renata menjawab.

"Baik, aku setuju," putus Renata pada akhirnya.

Nerd Girl In Love [REVISI] / CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang