Randy segera mencari keberadaan Pevita diseluruh penjuru tempat hotel ini.
Tingkat emosinya sudah mencapai titik puncak. Wajahnya memerah menahan marah, kedua tangannya mengepal. memuncak,
Begitu ia menemukan Pevita yang berada didepan kamarnya, ia langsung mencengkram tangan Pevita dan menariknya hingga menjauh dari kamarnya.
"Eeeiiiiii.... Randyyyyy!!!! Lepasiiinn guee.... Tolongggg!!!!!!!! Tolonggggg!!!!!!" seru Pevita.
Walaupun Pevita berteriak sekuat tenaga, tidak ada yang bisa mendengar suara Pevita karena seluruh ruangan dihotel ini kedap suara.
Akhirnya mereka pun berada diruangan paling pojok dekat tangga.
Dengan sigap, Randy langsung mencengkram bahu Pevita dan mendorongnya dengan kuat hingga tubuh Pevita membentur tembok. Pevita langsung meringis kesakitan.
"Randy, lo-"
"DIEM LO BANGSAT!" Seru Randy. Kini ia tidak peduli lagi kalau ia sedang berbat kasar pada Pevita yang notabenenya adalah seorang perempuan. Ia hanya akan berbuat kasar pada Pevita seorang, karena kesabarannya sudah benar-benar habis alias ludes akibat ulahnya yang sudah kelewat batas.
"APA LO GILA?! LO UDAH NGEBUAT DIA HAMPIR MENINGGAL ANJING!! LO WARAS GAK SIH?? APA LO BELOM PUAS NYAKITIN DIA?!!" Seru Randy kalap. Ia mengguncangkan bahu Pevita dengan kuat hingga membuat bahunya sakit.
"BELOM. BELOM SAMPAI DIA MENINGGAL..."
"LO GILA YA? Lo mikir gak sih kalo lo masih kelas sebelas dan lo berani-beraninya bunuh orang kaya gitu. Lo punya otak ngga sih? Dia ngga punya salah sama lo, tapi lo-"
"Dia punya salah sama gue. Banyak. Dia udah ngerebut lo dari gue. Dia udah gue peringatin tapi dia ngelanggar dan malah makin menjadi sama lo. Lagian dari awal gue juga nggak suka ama dia."
"Oh, jadi kalo lo nggak suka sama semua orang, lo mau ngebunuh semua orang itu? Haha. Lagian lo kan udah jadian sama orang lain? Kenapa lo over protektif sama gua tapi lo sendiri punya simpenan? Lo waras? Oh ya. Gua lupa. Jangankan waras. Harga diri aja lo gapunya." begitu Randy selesai mengucapkan hal itu, ia langsung meninggalkan Pevita yang kini kakinya mulai melemas.
Tak lama kemudian, air mata Pevita menetes.
*****
Randy memasuki kamarnya yang bernomor 6, disana, ia melihat Darian, Hansel, dan Kevan yang sudah tertidur dengan pulas.
Sebenarnya hari ini ia ingin bercerita banyak tentang Renata pada mereka. Tetapi, karena ia rasa waktu dan kondisi hatinya nggak cocok, akhirnya ia pun memutuskan untuk tidur. Lagipula hari ini ia sudah sangat mengantuk.
*****
Saat Icil memasuki kamarnya, ia melihat Renata dan Cindy yang sudah tidur dengan sangat pulas.
Icil pun segera menyikat giginya dan naik ke atas kasurnya. Tetapi, saat ia ingin terlelap. Ia mendengar sebuah suara.
"Jangan....."
Sewaktu Icil menoleh ke asal suara tersebut, ia kaget melihat Renata yang kini wajahnya berubah pucat. Ia langsung *****
Keesokan hatinya, pukul 6 pagi, sebuah alarm berbunyi dengan nyating, seperti ngajak ribut.
Dengan terpaksa, Randy dan kedua kawannya terbangun dari tidur pulasnya. Hansel yang mematikan alarm tersebut.
"Anjir, udah pagi aja," kata Randy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Girl In Love [REVISI] / Complete
Teen Fiction#327 in TeenFiction (19-07-2017) #675 in TeenFiction (22-05-2017) Tentang kisah seorang nerd bernama Renata yang terjebak dalam kisah percintaan dengan Randy, sang idola sekolah. Semuanya terlihat baik-baik saja. Tapi dibalik itu, tanpa ia sadari ad...