Keesokan harinya di toilet sekolah...
"Ngapain ngajak gue kesini?" tanya Icil jutek.
"Aku mau nanya sama kamu," kata Renata dengan tatapan mata tajam.
"Apaan jing?"
"Kamu nggak masuk ke skolah dua hari dengan alasan yang nggak jelas karena kamu ngebunuh sahabat aku kan??? IYA KAN?!!!?!" Seru Renata, meminta penjelasan.
"Ma-"
"JELASIN KE AKU!!!!! Kamu ngebunuh Gwen kan?!!!!" Seru Renata.
"Iya. Lagian dia mulai duluan. Emangnya kenapa? Lo gasuka?" tanya Icil melempar pertanyaan balik.
Tubuh Renata menjadi lesu.
"KAMU JAHAT CILL!!!!! KAMU PEMBUNUH!!!! PSIKOPAT!!!!!" Teriak Renata.
Karena Icil takut ada yang mendengar suara Renata, ia segera membekap mulut Renata hingga ia kesulitan untuk bernafas.
"Ggg... Mmm... Eng...!!!!" seru Renata. Tangannya memberontak, tapi perut Renata langsung ditonjok dengan keras oleh Icil hingga membuat suara debung yang cukup keras. Setelah melakukan hal kejam itu, Icil melepaskan kedua tangannya
Renata memegang perutnya yang sakit. Hampir saja ia pingsan, tapi untungnya ia bisa menahannya.
Matanya menatap Icil dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.
"Kalo lo gak mau bernasib sama seperti sahabat lo, lebih baik jangan nantang gue!" ujar Icil dengan nada membunuh.
Renata menggeram.
"Kamu juga bohong kan sama aku dengan bilang kalo Randy sama Pevita belom pacaran. Padahal mereka udah pacaran. Terus kamu nyuruh aku ngedeketin Randy biar aku dibenci Pevita karena udah ngerebut pacarnya dan setelah aku sama Randy dekat, kamu ngerebut Randy dari aku karena kamu nganggap aku saingan kecil? Iya kan??! Kamu tega Cill!" seru Renata. "Pantas saja Pevita bully aku selama ini! Aku benar-benar sangat kecewa sama kamu!! Gak punya hati!" lanjutnya.
"Kenapa kamu bisa setega ini sama aku? Apa salah aku???" tanya Renata.
"Lo gak salah," kata Icil. "Tapi lo bego," lanjut Icil.
Renata melongo begitu mendengar pengakuan itu dari Icil.
"Udah ah! Gue balik dulu. Nyesel gue ngomong sama lo!" tanpa ba-bi-bu, Icil segera berlari meninggalkan Renata.
Lagi-lagi, Renata menunduk sambil menangis.
Dilain sisi, Icil benar-benar merasa bersalah atas apa yang ia lakukan pada Renata. Tapi ia masih kesal sama Renata atas apa yang lakukan padanya.
'Maaf Ren,' batinnya lirih.
*****Saat Randy pergi ke lapangan basket Griya untuk melatih kemampuan basketnya, ia melihat dua orang yang sedang berduaan yang menurut Randy kedua orang itu familiar.
Saat menghampiri kedua orang itu, langkah terkejutnya Randy saat melihat Pevita sedang bermesraan dengan lelaki yang tak dikenalnya.
Begitupun Pevita, ia juga terkejut ketika melihat Randy berada dihadapannya.
"Pev... Lo...."
"Gue bisa jelasin, Ran!" seru Pevita namun usahanya gagal, karena Randy sudah keburu marah dengan Pevita.
Randy langsung melajukan motornya entah kemana dengan kecepatan kencang.
"Randy! Tunggu!" seru Pevita.
*****
Malam harinya, Randy memutuskan untuk mengechat Pevita.
Randy
Apa lo bisa jelasin soal tadi pagi ke gue?Pevkeziaa
Mungkin sekarang emang saatnya lo tau.Randy.
Mksd lo?Pevkeziaa
Jadi cowok yang ada disebelah gue namanya Oka. Dan gue udah pacaran sama dia sejak kelas 8.Randy
Jadi lo udah punya 2 pacar?Pevkeziaa
Ya kenapa? Gasuka?Randy
Knp saat gw nembak lo, lo terima?Pevkeziaa
Biar gue bisa dapetin harta lo sedikit demi sedikit. Puas?Begitu mendapatkan isi pesan itu, emosi Randy memuncak.
Randy
Jadi lo pacaran sama gue buat dapetin uang gue? Jadi dari awal lo ga cinta sama gue?Pevkeziaa
Ya dan gue gapernah cinta sama lo.Randy
Hina lo anjing. Gw nyesel pernah pacaran sm lo. Kalo gitu kita putus.Pevkeziaa
Ywd klo itu mau lo. Kita putus. Terima kasih atas 2 tahunnya.Randy hanya mengeread chat Pevita. Ia sudah sangat kesal sekarang.
"Argh!!! Bangsat!" Randy berteriak dengan sekuat tenaga. Ia benci dengan Pevita, dengan segala kebusukannya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Girl In Love [REVISI] / Complete
Teen Fiction#327 in TeenFiction (19-07-2017) #675 in TeenFiction (22-05-2017) Tentang kisah seorang nerd bernama Renata yang terjebak dalam kisah percintaan dengan Randy, sang idola sekolah. Semuanya terlihat baik-baik saja. Tapi dibalik itu, tanpa ia sadari ad...