Dua puluh : One day with him (a).
_______________________Tiga hari kemudian, Renata yang pada pagi itu sudah selesai mandi, langsung membuka pintu kamarnya dan berguling-guling dikasur.
"Today is the best day in my life!!" seru Renata, kini luka-lukanya sudah mengoreng, jadi rasa sakitnya sudah berkutang drastis.
Selain rasa sakitnya sudah berkurang, hari ini Randy mengajaknya kencan ke Lembang, Bandung. Tentu saja hal ini adalah kali kedua Renata pergi berdua dengan seorang cowok dengan tujuan yang lumayan jauh, setelah dan selain kakaknya sendiri. Jadi, mungkin Renata bakalan kikuk bila bersama Randy di sepanjang jalan.
Dan Untungnya Renata diizinkan, setelah menangis meminta izin dari mamanya dulu tentu.
Dengan lincahnya ia langaung berlari ke arah lemari baju dan membentangkan kedua pintu lemari itu lebar-lebar.
Berbagai tumpukan tshirt dan celana jeans mendominasi lemari Renata. Tak lupa, lima belas gantung dress superfeminim menambah kesan lemari Renata.
Ia bingung harus memakai baju jenis apa untuk kencan bersama Randy.
Kalau ia pakai dress, lukanya di kakinya kelihatan jelas.
Kalau ia pakai pakaian casual, kesannya tomboy banget.
Karena itu, ia memandang lama tumpukan t-shirt dilemarinya guna mencari inspirasi.
Dan usahanya berbuah manis, ia tahu jenis pakaian apa yang bakal ia gunakan untuk kencan dengan Randy.
Baju berlengan panjang dengan motif putih garis-garis pink dengan rok 7 cm dibawah lutut. Karena dengan rok itu, lukanya berhasil di
berlari keSetelah baju, kini giliran rambut. Karena sekarang waktunya kemcan, rambutnya ia curly ujungnya dan ia kuncir kuda, karena kalau rambutnya digerai, ia tidak bisa makan dengan tenang. Tak lupa kacamata hitam untuk mata minus-silinder nya.
Walaupun pipi Renata koreng (luka) dan lebam, wajahnya tetap cantik.
Untuk makeup, ia memakai lipstik berwarna pink peach, maskara, dan eyeliner untuk menambah kesan hidup wajahnya.
Ia sengaja tidak memakai bedak agar tidak mengalami iritasi.
Setelah itu, ia mengambil parfum di lemari kecilnya dan menyemprotnya di baju dan lehernya.
Langkah terakhir, ia mengambil slingbag pink di atas nakas lalu berlari keluar untuk izin pada mamanya.
Setelah mengizin pada mama, Renata langsung berlari keluar teras untuk menunggu mobil Randy.
Tanpa disangka-sangka, mobil Randy sudah terparkir manis didepan rumahnya.
Dengan terburu-buru, Renata langsung masuk kedalam mobil Randy.
"Hai," sapa Randy tanpa menatap wajah Renata.
"Hai." begitu Renata membalasnya, Randy langsung menatap wajah Renata. Sontak, matanya membulat melihat penampilan Renata. Wajahnya terlihat berbeda 180° saat ia berada di sekolah.
"Ini lo yang dandan?" tanya Randy.
"Iya. Berantakan ya?" tanya Renata ragu.
"Ga," jawab Randy. "Cakep," lanjutnya. Walaupun ia berkata dengan sangat-amat pelan, tetap saja ucapannya terdengar oleh Renata.
"Kamu ngomong apa tadi?" tanya Renata.
"Ga, gapapa." tanpa Randy sadari, Renata berlonjak girang dalam hati.
Disepanjang jalan, Randy selalu memandangi wajah Renata. Wajahnya seperti narkoba yang selalu membuat orang terikat dan ketagihan untuk menatapnya lama-lama.
'Biar dia luka, tapi dia tetep cantik,' batin Randy.
'Eh?! Tadi gue ngomong apaan?! Cantik? Nggak ah! Cantikan Pevita jauh!' batin Randy mengelak.
'Eh? Tapi Renata juga cantik...'
Semakin lama ia berpikir, kepalanya semakin sakit. 'Argh! Udah ah! Pusing gue!' Randy pun kembali fokus ke jalanan.
Sepanjang perjalanan, ia mengingat hari kemarin ketika ia mengajak Pevita ke Bandung.
Flashback on.
"Yang," panggil Randy.
"Hm?"
"Besok ke Bandung yuk!" ajak Randy.
"Nggak ah! Males! Aku mau shopping dulu, mau ke Et*de, mau beli foundation, bedak sama eye shadow," tolak Pevita.
"Beb, mending kita ke mall aja! Temenin aku shopping!" lanjut Pevita.
"Iya. Kamu yang shopping. Aku yang nenteng tas belanjaan kamu," gerutu Randy.
"Iiihhh... Sayang.. Mendingan kita shopping! Emang kamu mau beli apa di Bogor?" tanya Pevita.
"Aku nggak bakal shopping lah sama kamu. Aku kan cowok, kamu cewek. Lagian aku ke Bogor mau beli baju yang diskon lima puluh persen," jawab Randy.
"Ih kamu mah nyebelin! Kan ke Bogor kapan-kapan bisa!" Pevita mulai marah.
"Sori yang, abis promonya sampe bes-" ucapan Randy terpotong karena Pevita sudah keburu marah.
"Ah! Kamu mah gitu! Gak setia banget sama pacar sendiri. Udah ah aku pergi! Rese!" Pevita pun bergegas keluar kamar Randy, tapi begitu ia buka pintu kamar Randy, ia berbalik dan menatap Randy tajam.
'Cih, ngambek,' batin Randy kesal.
"Awas ya kamu sampe ngajak Renata!" setelah mengatakan hal itu, Pevita benar-benar keluar dari kamar Randy hingga membuat nya terdiam dikamar.
'Ngatur mulu nih orang,' batin Randy.
Flashback off.
Randy tau kalo sebenernya ia telah melanggar perintah Pevita, tapi ia tak peduli.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Girl In Love [REVISI] / Complete
Teen Fiction#327 in TeenFiction (19-07-2017) #675 in TeenFiction (22-05-2017) Tentang kisah seorang nerd bernama Renata yang terjebak dalam kisah percintaan dengan Randy, sang idola sekolah. Semuanya terlihat baik-baik saja. Tapi dibalik itu, tanpa ia sadari ad...