DUA PULUH TUJUH.

1.6K 55 1
                                    

"Pengumuman untuk para siswa yang sedang berada di kantin atau didalam kelas.   Jadi, setelah istirahat, seluruh siswa diperbolehkan untuk pulang sekolah karena guru-guru sedang berkunjung ke Panti. Demikian info ceria pagi ini. Terima kasih atas perhatiannya!" cuap Dina, wakil ketua OSIS.

Tentu saja, semua orang yang berada didalam kantin bersorak gembira. Terutama cewek-cewek. Mereka mulai merencanakan acara jalan-jalan mereka sekarang, entah hangout ke mall, ke cafe, ke kolam renang, ke salon, ke rumah pacar mereka, dan 1001 destinasi lainnya.

Lain dengan cowok. Cowok-cowok ingin pergi ke lapangan basket untuk sekedar bermain basket, sparing kecil-kecilan, ataupun ke gym, untuk membentuk otot mereka.

Kalau Randy, ia ingin mengajak Pevita ke Acapella Cafe. Tempat nongkrong favoritnya dikala ramai ataupun sepi.

Karena ia melihat Pevita sedang berjalan kearah kelas. Randy buru-buru menghabiskan kuah bakso favoritnya dan berlari mengejar Pevita.

Grep!

Begitu Randy menarik tangan Pevita, sang empunya tangan langsung melompat kaget dan menengok ke belakang secara spontan.

"Randy? Lo ngapain sih narik tangan gue? Bikin kaget aja lo!" maki Pevita.

Randy pun melepaskan genggaman tangannya pada tangan Pevita. Seperdetik kemudian, mulutnya mulai berbicara.

"Nanti bisa temenin gue ke mall gak?" tanya Randy, seperti permintaan tepatnya.

Awalnya Pevita ingin menolak. Tapi saat ia berpikir ulang, ia jadi berubah pikiran.

"Ke mall? Ke SOGO kan? Aku mau beli kosmetik," kata Renata.

"Pake uang siapa?" tanya Randy.

"Ya pake uang lo lah! Jadi cowok gak modal amat sih!" omel Pevita. Akhir-akhir ini, ia jadi mudah sensitive dengannya, entah apa penyebabnya.

Jujur saja, Randy cukup kesal dengan perkataan Pevita barusan. Ia kan hanya bertanya, tak perlu dijawab dengan nada kasar seperti itu.

"Iya gue beliin. Asal lo ikut," jawab Randy agak jutek.

"Ya gue ikut lah! Gimana cara lo mau beliin gue baju kalo gue nya nggak ada. Bego!" setelah memaki Randy sekali lagi, Pevita langsung naik ke lantai 3, tempat kelasnya berada.

'Najis,' batin Randy, ia makin kesal sama Pevita.

*****

Di mobil....

"Yang, nanti beliin gue baju juga ya! Soalnya lusa temen gue sweet seventeen," pinta Pevita, persis seperti anak berusia 3 tahun yang ingin dibelikan lollipop oleh mamanya.

"Pev. Gue pengen beli sepatu bola. Besok kan gue sparing, mendingan beli bajunya pake uang lo dulu. Baru besoknya gue ganti," tolak Randy.

"Ih elo mah! Pelit banget sih!! Kamu kan punya sepatu lain. Gak usah beli lagi! Boros banget deh!" omel Pevita.

"Lho? Bukannya aku udah beliin kamu baju minggu kemaren?" tanya Randy.

"Udah sih yang. Tapi gak sesuai dress code. Di party temen aku, dress codenya polkadot. Yang kamu beliin kemaren kan full navy," jelas Pevita.

Nerd Girl In Love [REVISI] / CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang